Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur

Mantan Jenderal Israel, Dan Ronen, mengklaim negaranya tak akan siap menghadapi rudal dari Iran dan proksi-proksinya.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur
Saman / Middle East Images / Middle East Images via AFP
Rudal-rudal Iran dipamerkan di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran barat selama unjuk rasa untuk memperingati ulang tahun ke-45 Revolusi Islam Iran 1979, pada 11 Februari 2024. 

Pejabat Amerika Serikat (AS), Iran, dan Israel, sebagaimana dikutip The New York Times, mengatakan ditundanya serangan balasan itu karena Iran ingin memberi waktu bagi para mediator untuk menekan Tel Aviv menyepakati gencatan senjata.

"Iran diperkirakan akan menunda serangan yang direncanakan terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas (Ismail Haniyeh) di Teheran untuk memberi waktu bagi para mediator untuk mendorong gencatan senjata di Gaza," kata mereka, Jumat (16/8/2024).

Diketahui, mediator gencatan senjata adalah AS, Mesir, dan Qatar.

Laporan itu muncul tak lama setelah Perdana Menteri Qatar, Mohammad Abdulrahman Al Thani, menjadi orang terakhir yang meminta Iran menunda serangan balasan terhadap Israel, menurut Washington Post.

Dalam panggilan telepon dengan Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri-Kani, Al Thani meminta Teheran untuk mempertimbangkan "konsekuensi serius" dari serangan terhadap Israel.

Pesan dari Teheran sebagian besar tetap sama, pembunuhan Haniyeh memerlukan respons yang keras.

Baca juga: Iran Sebut Persiapan Israel Hadapi Teheran Sia-sia: Serangan Kami akan Cepat dan Berat

Namun, ada beberapa tanda rencana pembalasan mungkin tidak sejelas seperti yang dikatakan pejabat Iran.

Berita Rekomendasi

Iran sendiri sejauh ini menolak semua seruan untuk menahan diri dan berjanji akan melancarkan serangan besar-besaran.

Namun, peluang yang semakin besar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza tampaknya telah meyakinkan para pemimpin Iran untuk menunggu sedikit lebih lama.

Ketegangan di Timur Tengah terjadi menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan atas kematian Haniyeh.

"Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu kami yang terkasih di rumah kami (Iran) dan membuat kami berduka," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, Rabu (31/7/2024), dilansir Al Jazeera.

Ia menambahkan, "rezim Zionis juga menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri."

Khamenei juga menegaskan, adalah tugas Iran untuk membalas pembunuhan Haniyeh.

"Kami menganggap bahwa adalah tugas kami untuk membalas darahnya (tewasnya Haniyeh) dalam insiden pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam ini," imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas