Janji PM Bangladesh dalam Pidatonya: Lindungi Pengungsi Rohingya dan Hidupkan Lagi Industri Garmen
Perdana Menteri Sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, mengatakan bahwa pemerintahnya akan mempertahankan dukungan bagi pengungsi Rohingya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Hasina melarikan diri dari Bangladesh pada tanggal 5 Agustus ke negara tetangga India, ketika para pengunjuk rasa menyerbu ibu kota Dhaka untuk memaksanya turun dari jabatan.
Semasa Hasina menjabat, India telah menjadi pelindung dan donatur politik terbesarnya.
Muhammad Yunus: Negara Kacau, tapi Setidaknya Monsternya Sudah Pergi
Dalam pidato lainnya pekan lalu, Yunus mengakui negaranya memang sedang kacau tapi setidaknya "monster-nya" sudah pergi.
"Hukum dan ketertiban adalah prioritas utama agar orang-orang dapat duduk atau mulai bekerja," kata Yunus dalam sebuah konferensi pers di ibu kota Dhaka, The Independent melaporkan.
Yunus berjanji untuk mengawasi reformasi yang lebih luas seperti memperkuat kebebasan berbicara.
Bertahun-tahun sebelumnya, pemerintahan Bangladesh dicap hampir otoriter yang berujung kekacauan.
"Bahkan pemerintah, apa yang mereka lakukan, apa pun yang mereka lakukan, sama sekali tidak masuk akal bagi saya," katanya, merujuk ke pemerintahan Hasina.
"Mereka tidak tahu apa itu administrasi."
"Namun sekarang ada harapan."
"Kami adalah wajah baru yang segar bagi negara."
"Akhirnya, saat ini, monster itu telah pergi."
Baca juga: Bangladesh: Hasina Beri Pernyataan Pertama Sejak Digulingkan
Selama Hasina menjabat sebagai perdana menteri, Yunus menghadapi hukuman penjara dalam sejumlah kasus yang dipandang luas bermotif politik.
Yunus dihukum awal tahun ini karena melanggar undang-undang ketenagakerjaan negara itu dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara.
Namun, ia dibebaskan dengan jaminan.
Baru-baru ini sebelum mengambil alih sebagai pemimpin baru, ia dibebaskan dari tuduhan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)