Media Israel: Enam Sandera yang Jasadnya Ditemukan, Mati Lemas Karena Gas Serangan IDF di Terowongan
Para sandera Israel tersebut mati lemas karena gas beracun yang dilemparkan tentara Israel dalam serangan di Jalur Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Media Israel: Enam Sandera yang Jasadnya Ditemukan Tewas Mati Lemas Karena Serangan IDF
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah surat kabar Ibrani mengungkapkan, asessment awal terhadap penyebab kematian enam sandera Israel yang jenazahnya diumumkan pasukan Israel telah ditemukan dari Jalur Gaza pada Selasa (24/8/2024) menunjukkan kalau mereka tewas karena mati lemas di dalam terowongan.
Para sandera tersebut mati lemas karena gas beracun yang dilakukan tentara Israel dalam serangan di Jalur Gaza.
Baca juga: Terowongan Palsu Buatan Tentara Israel Diledakkan Al Qassam, IDF Putus Asa Hadapi Taktik Perlawanan
Surat kabar swasta Ibrani, Yedioth Ahronoth melaporkan, “Penilaian awal atas keadaan kematian enam orang yang diculik yang jenazahnya ditemukan dari kota Khan Yunis menunjukkan kalau mereka meninggal karena mati lemas di terowongan tempat mereka ditahan akibat serangan tentara Israel,” tanpa menjelaskan siapa yang mengeluarkan penilaian tersebut.
Surat kabar tersebut menambahkan, “Pembunuhan para korban penculikan ini terjadi sekitar 6 bulan yang lalu selama manuver tentara Israel yang dilakukan oleh Divisi ke-98 di Khan Yunis.”
Menurut surat kabar tersebut, “Bukti yang ditemukan di lokasi pada Senin/Selasa malam memperkuat penilaian ini, yang belum dicapai secara pasti, dan masih dalam penyelidikan di Institut Kedokteran Forensik di wilayah Abu Kabir.”
Laporan menunjukkan kalau tentara pendudukan Israel “tidak menyerang terowongan tempat para penculik berada, namun menyerang sasaran Hamas di dekatnya.”
“Hal ini menyebabkan kebakaran yang menyebabkan pelepasan gas karbondioksida yang mematikan ke dalam terowongan.”
Menurut sumber yang sama, sejumlah pejuang gerakan perlawanan Palestina Hamas ditemukan tewas bersama para tahanan Israel sambil membawa senapan Kalashnikov, dan tanpa ada tanda-tanda yang menunjukkan kalau mereka menderita luka pertempuran atau tertembak.
Sementara itu, juru bicara tentara pendudukan Israel Daniel Hagari menjawab permintaan komentar dari surat kabar tersebut: “Masalah ini masih dalam penyelidikan.”
Picu Kemarahan Warga Israel
Pada Selasa pagi, tentara pendudukan Israel mengatakan kalau mereka telah menemukan, melalui operasi gabungan dengan Dinas Keamanan Dalam Negeri Shin Bet, jenazah 6 tahanannya dari daerah Khan Yunis, dan mencatat bahwa mereka telah ditahan di Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Hal ini memicu kemarahan yang meluas di kalangan keluarga tahanan Israel di Gaza, yang dalam pernyataannya menyatakan pemerintah Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kematian kerabat mereka di Jalur Gaza, mengingat nyawa mereka sebenarnya bisa diselamatkan jika bukan karena penundaan dalam mencapai kesepakatan dengan Hamas.
Kemudian, surat kabar swasta berbahasa Ibrani “Israel Today” mengatakan kalau Tel Aviv sedang memeriksa mayat enam tahanan tersebut, untuk memastikan kemungkinan kalau mereka dibunuh oleh tembakan tentara pendudukan Israel.
Brigade Al-Qassam menyiarkan pesan video kepada masyarakat pendudukan, yang mencakup rekaman sekelompok besar tahanan yang dibunuh oleh tentara pendudukan, dalam agresinya terhadap Gaza, meskipun Brigade Al-Qassam berupaya untuk menyelamatkan hidup mereka.
Klip tersebut mencakup frasa dari pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya, di mana ia berjanji untuk memulangkan semua tahanan dari Gaza, namun tentara membunuh mereka dengan mengebom tempat-tempat di mana mereka ditahan.
Sejumlah tahanan muncul dalam rekaman video yang memohon agar dikembalikan hidup-hidup dari Gaza, namun kemudian menjadi jelas bahwa mereka dibunuh oleh penggerebekan tentara pendudukan Israel.
Al-Qassam menggambarkan Netanyahu sebagai “iblis,” dan mengatakan kepada kelompok pendudukan, “Dia menjanjikan mereka dan menghancurkan mereka,” mengacu pada janji palsunya kepada keluarga para tahanan.
Netanyahu Memuji Penemuan Jenazah Sandera
Tentara Israel (IDF) menemukan enam mayat sandera yang sebelumnya dinyatakan tewas di Jalur Gaza.
Israel mengklaim, enam mayat tersebut ditemukan di sebuah terowongan setelah IDF melakukan operasi di Khan Yunis pada Senin (19/8/2024).
Identitas enam mayat tersebut adalah Alex Dancyg (75), Yagev Buchshtav (35), Chaim Peri (79), Yoram Metzger (80), Nadav Popplewell (51), dan Avraham Munder (78).
Alex Dancyg dan Yagev Buchshtav telah dipastikan tewas oleh IDF pada akhir Juli lalu.
Sementara Chaim Peri, Yoram Metzger, dan Nadav Popplewell dinyatakan tewas oleh IDF pada awal Juni.
Kelima orang tersebut diyakini tewas di Khan Yunis pada awal 2024, meskipun penyebab kematiannya belum diketahui.
Avraham Munder sebelumnya tidak dinyatakan tewas oleh IDF.
Dengan ditemukannya enam mayat tersebut, IDF mengatakan akan terus menyelidiki penyebab kematian mereka, termasuk kemungkinan para sandera dibunuh oleh tembakan Israel.
"Kami memiliki informasi intelijen akurat yang memungkinkan pasukan dari Divisi ke-98 dan anggota badan keamanan Shin Bet mencapai terowongan di Khan Yunis dan menemukan mayat-mayat tersebut, di tengah serangan baru di kota itu di Jalur Gaza selatan," kata militer Israel, Selasa (20/8/2024), seperti diberitakan The Times of Israel.
Avraham Munder, Alex Dancyg, Chaim Peri, dan Yoram Metzger semuanya diculik oleh Hamas dari Kibbutz Nir Oz pada 7 Oktober 2023.
Sementara, Yagev Buchshtav dan Nadav Popplewell disandera dari Kibbutz Nirim.
Baca juga: Tak Yakin Sikap Iran, AS Dukung Israel Tolak Tinggalkan Koridor Philadelphi di Perbatasan Gaza-Mesir
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji upaya penemuan enam mayat sandera tersebut.
"Negara Israel akan terus melakukan segala upaya untuk memulangkan semua sandera kami — baik yang hidup maupun yang mati," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, Selasa.
Sementara itu, serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 35 warga Palestina di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut laporan Al Jazeera.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.139 jiwa dan 92.743 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (19/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Euro News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(oln/khbrn/*)