Trump Disebut Desak Netanyahu Tolak Kesepakatan Pembebasan Sandera: Bisa Untungkan Kamala Harris
Donald Trump dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menolak kesepakatan tentang pembebasan sandera di Jalur Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Blinken dilaporkan berbincang dengan Netanyahu selama 2,5 jam pada hari Senin. Dia akan pergi Mesir dan Qatar untuk membicarakan negosiasi.
AS, Mesir, dan Qatar sudah berperan menjadi juru penengah selama berbulan-bulan. Namun, perundingan gencatan senjata tak kunjung membuahkan hasil.
“Dalam pertemuan yang sangat konstruktif dengan Perdana Menteri Netanyahu, dia mengonfirmasi kepada saya bahwa Israel mendukung usulan [gencatan senjata] itu,” kata Blinken kepada wartawan, dikutip dari Associated Press.
Menurut Blinken, andai nantinya Hamas juga menyetujui usulan itu, para juru runding masih memerlukan waktu beberapa hari untuk memahami “penerapan kesepakatan” itu.
Dia menyebut masih ada beberapa persoalan rumit yang memerlukan keputusan para pemimpin.
Sementara itu, Hamas mengaku sudah tak lagi percaya kepada AS sebagai juru penengah.
Hamas menuding AS berpihak pada Israel karena AS membuat tuntutan baru yang ditolak oleh Hamas.
Baca juga: Hamas Merilis Pernyataan Terkait Pembicaraan Gencatan Senjata, Ini Klarifikasi & Daftar Poin Utama
Adapun Netanyahu mengatakan Israel mengapresiasi AS yang sudah menujukkan upayanya membebaskan warga Israel yang disandera Hamas di Gaza.
Dia berujar kini sedang ada upaya untuk membebaskan sebanyak-banyaknya sandera dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Diperkirakan masih ada sekitar 110 warga Israel yang masih disandera di Gaza. Israel menyebut sepertiganya sudah meninggal.
Pada bulan November 2023 ada lebih dari 100 sandera yang dibebaskan saat gencatan senjata selama seminggu.
(Tribunnews/Febri)