Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Gagal, AS Justru Kirim 50.000 Ton Senjata ke Tel Aviv
Amerika Serikat kembali mengirim pasokan militer sebesar 50.000 dan tiba di Israel pada hari Senin (26/8/2024).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat kembali mengirim pasokan militer ke Israel.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.
Menurut Kemenhan Israel, kiriman pasokan dari AS ini merupakan pasokan militer ke-500 sejak Oktober 2023.
“Pesawat ke-500 dalam operasi pengangkutan udara gabungan telah mendarat di Israel,” kata Kementerian Pertahanan pada Senin (26/8/2024), dikutip dari Anadolu Anjansi.
Ia mengatakan pengiriman pasokan ini merupakan bagian dari dukungan AS untuk Israel dalam melancarkan perang di Gaza.
"Bagian dari upaya logistik skala besar yang dimulai dengan pecahnya perang baru-baru ini," katanya.
Kali ini, AS mengirimkan sebanyak 500.000 ton pasokan senjata ke Israel.
Namun pengiriman ini dibagi menjadi 2 pengiriman, melalui udara dan laut.
“Melalui operasi ini, lebih dari 50.000 ton peralatan militer telah dikirim ke Israel melalui 500 penerbangan dan 107 pengiriman laut,” jelasnya.
Tak hanya senjata, AS mengirimkan kendaraan perang hingga peralatan medis.
“Peralatan yang dibeli dan diangkut meliputi kendaraan lapis baja, amunisi, perlengkapan perlindungan pribadi, dan peralatan medis, yang sangat penting untuk mendukung kemampuan operasional IDF (tentara Israel) selama perang yang sedang berlangsung,” tambah kementerian tersebut.
Pasokan militer ini tiba tepat sehari setelah perundingan gencatan senjata di Kairo gagal.
Baca juga: AS Klaim Kerja Tanpa Lelah demi Gencatan Senjata di Gaza: Untuk Kurangi Ketegangan Hizbullah-Israel
Hamas dan Israel sama-sama tidak sepakat dengan proposal gencatan senjata.
Hamas dengan tegas menolak proposal terbaru yang diusulkan oleh Israel.