AS Yakin Iran Masih Niat Serang Israel, Janji Beri Perlindungan jika Ada Ancaman
Juru bicara Pentagon, John Kirby yakin Iran masih niat serang Israel. AS berjanji akan konsisten beri perlindungan jika ada ancaman terhadap Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (Pentagon), John Kirby, mengatakan Amerika Serikat (AS) tetap berkomitmen untuk membela sekutunya, Israel, dari ancaman serangan Iran.
“Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membela Israel jika terjadi serangan Iran," kata John Kirby dalam pernyataannya kepada Channel12 Israel, Selasa (27/8/2024).
Ia mengaku AS masih kesulitan memprediksi kapan serangan Iran terjadi, namun memastikan AS akan memberikan perlindungan yang serius kepada Israel.
“Sulit untuk memprediksi kemungkinan terjadinya serangan, namun Gedung Putih menanggapi retorika Iran dengan serius,” lanjutnya.
John Kirby mengatakan AS memperkuat militernya di kawasan Timur Tengah untuk mengantisipasi jika terjadi serangan Iran maupun agennya.
"Kami yakin mereka masih dalam posisi yang baik dan siap melancarkan serangan jika mereka ingin melakukannya, itulah sebabnya kami memperkuat pasukan kami di wilayah tersebut,” kata John Kirby.
"Pesan kami kepada Iran konsisten, telah dan akan tetap konsisten. Pertama, jangan lakukan itu. Tidak ada alasan untuk memperburuk masalah ini. Tidak ada alasan untuk memulai perang regional secara besar-besaran," lanjutnya.
"Kedua, kami akan siap membela Israel jika hal itu terjadi," tambahnya.
Sebelumnya pada Senin (26/8/2024), Pentagon mengumumkan AS yakin Israel masih berisiko menjadi sasaran serangan Iran dan agennya, setelah Hizbullah Lebanon melancarkan serangan rudal dan drone secara besar-besaran ke Israel pada Minggu (25/8/2024).
Hizbullah sebelumnya mengancam akan membalas Israel atas pembunuhan komandannya, Fuad Shukr, dalam serangan udara di Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7/2024).
Sementara Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan membalas Israel atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).
Baca juga: Netanyahu Takut Putranya Diincar Iran, Minta Pengawal Shin Bet Perketat Perlindungan di AS
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.476 jiwa dan 93.647 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (28/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Aawsat.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel