Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Hamas Serukan Operasi Kesyahidan Lawan Agresi Israel di Tepi Barat

Perlawanan yang wajib dilakukan oleh semua entitas Palestina di semua lini melawan agresi militer Israel ini bisa dilakukan dengan operasi kesyahidan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pemimpin Hamas Serukan Operasi Kesyahidan Lawan Agresi Israel di Tepi Barat
Al Mayadeen
Pasukan pendudukan Israel mundur dari Kamp Balata, Kota Nablus, Tepi Barat setelah menyerbu kota tersebut, November 2023. 

Pemimpin Hamas Serukan Semua Entitas Palestina Laksanakan Operasi Syahid Lawan Agresi Militer Israel di Tepi Barat

TRIBUNNEWS.COM - `Pemimpin gerakan Hamas di luar negeri, Khaled Meshaal, menyerukan kembalinya “operasi syahid” untuk melawan operasi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

 Meshal mengatakan, dalam pidatonya melalui video pada konferensi yang menerbitkan laporan tahunan “Eye on Al-Aqsa”, kalau “operasi perlawanan di Tepi Barat meningkat meskipun kondisinya sulit,".




Meshaal menyatakan, perlawanan yang wajib dilakukan oleh semua entitas Palestina di semua lini melawan agresi militer Israel ini bisa dilakukan dengan operasi kesyahidan. 

"Kami ingin kembali ke (kemartiran) Ini adalah situasi yang hanya cocok untuk konflik.”

Baca juga: Penyergapan Jenin Adalah Keajaiban Militer, Tanpa Terowongan Pun Tentara Israel Ambrol Bak di Gaza

“Mereka memerangi kita dalam konflik terbuka, dan kita menghadapi mereka dalam konflik terbuka.”

Dia menambahkan: "Musuh telah membuka konflik di semua lini, mencari kita semua, baik kita berperang atau tidak. Musuh berkata, 'Saya gila' dan terserah kepada negara untuk memikul tanggung jawabnya."

BERITA TERKAIT

Dia melanjutkan: "Saya mengulangi seruan saya agar semua orang berpartisipasi di berbagai bidang dalam perlawanan nyata terhadap entitas Zionis."

Meshaal mengkritik upaya diplomatik Amerika dalam upaya menengahi gencatan senjata antara Hamas dan pendudukan, dan menuduh Amerika Serikat memasok "senjata pemusnah" kepada pendudukan Israel.

Dia menambahkan: “Amerika meninggalkan makalah (proposal gencatan senjata) tanggal 2 Juli, dan kemudian menyalahkan Hamas, mengetahui kalau orang yang mengganggu perjanjian tersebut adalah Benjamin Netanyahu, yang memiliki agenda pribadi, selain agenda Zionis, yang mana Amerika dan beberapa negara Barat sayangnya."

Ia melanjutkan bahwa semua narasi Israel dan Amerika, terutama dalam beberapa hari dan minggu terakhir, adalah murni kebohongan dan fitnah, dan Amerika tidak serius, bukan mediator, melainkan mitra dalam agresi.  

Tentara Israel berjalan di jalan selama penggerebekan di kamp al-Faraa untuk pengungsi Palestina di dekat kota Tubas di Tepi Barat yang diduduki pada 28 Agustus 2024. - Sedikitnya 10 warga Palestina tewas dalam penggerebekan dan serangan Israel di beberapa kota di utara Tepi Barat yang diduduki, kata juru bicara Bulan Sabit Merah pada 28 Agustus. Operasi itu dilakukan dua hari setelah Israel mengatakan telah melakukan serangan udara di Tepi Barat yang menurut Otoritas Palestina menewaskan lima orang. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)
Tentara Israel berjalan di jalan selama penggerebekan di kamp al-Faraa untuk pengungsi Palestina di dekat kota Tubas di Tepi Barat yang diduduki pada 28 Agustus 2024. - Sedikitnya 10 warga Palestina tewas dalam penggerebekan dan serangan Israel di beberapa kota di utara Tepi Barat yang diduduki, kata juru bicara Bulan Sabit Merah pada 28 Agustus. Operasi itu dilakukan dua hari setelah Israel mengatakan telah melakukan serangan udara di Tepi Barat yang menurut Otoritas Palestina menewaskan lima orang. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Gaza Part II, IDF Beri Ultimatum Pengusiran Warga

Tentara Israel menunjukkan langkah-langkah militer yang akan menjadikan Kawasan Tepi Barat menjadi seperti Jalur Gaza yang dilanda perang.

IDF dilaporkan telah mengeluarkan ultimatum kepada penduduk Palestina di kamp pengungsi Nur Shams, sebelah timur Tulkarm, Tepi Barat.

Ultimatum IDF itu memaksa warga Palestina untuk mengevakuasi diri dan mengungsi dari kamp tersebut dalam waktu empat jam, menurut kantor berita Palestina WAFA.

Baca juga: Minta Fatah Berhenti Jadi Antek Israel, Hamas: Pertempuran Besar akan Terjadi di Masjid Al Aqsa

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas