Yordania Konfirmasi Kasus Cacar Monyet atau Mpox, Dialami Pria Non-Yordania, Segera Diisolasi di RS
Yordania, pada hari Senin (2/9/2024), mengonfirmasi kasus pertama virus mpox yang menular di Kerajaan itu, Anadolu Agency melaporkan.
Penulis: Muhammad Barir
Yordania Konfirmasi Kasus Cacar Monyet atau Virus Mpox Dialami Pria Non-Yordania, Isolasi di RS Al-Bashir
TRIBUNNEWS.COM- Yordania, pada hari Senin (2/9/2024), mengonfirmasi kasus pertama virus mpox yang menular di Kerajaan itu, Anadolu Agency melaporkan.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan, tes laboratorium mengonfirmasi virus tersebut pada seorang warga negara asing berusia 33 tahun yang dirawat di rumah sakit di Amman, tetapi dalam kondisi stabil.
Kementerian mengatakan pihaknya akan menangani setiap perkembangan terkait penyakit ini dengan transparansi penuh.
Kementerian Kesehatan Yordania mengumumkan bahwa negara tersebut telah mencatat kasus cacar monyet (Mpox) pada seseorang yang tinggal di Yordania.
Kementerian tersebut menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa virus tersebut didiagnosis pada seorang pria berusia 33 tahun, yang saat ini diisolasi di rumah sakit, dan kondisi kesehatannya digambarkan stabil.
Kementerian tersebut menegaskan bahwa mereka akan terus memantau dan menindaklanjuti perkembangan penyakit tersebut dan mengumumkan dengan transparansi penuh setiap kasus yang terdeteksi, yang menunjukkan kesiapan dan kemampuan mereka untuk menangani setiap perkembangan penyakit tersebut.
Gejala Mpox muncul dalam bentuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, kelelahan, menggigil, dan ruam menyerupai cacar air di tangan dan wajah.
WHO telah mengklasifikasikan situasi mpox global sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Lebih dari selusin negara Afrika telah melaporkan wabah mpox, dengan Republik Demokratik Kongo menyumbang lebih dari 90 persen kasus yang dilaporkan.
Varian yang beredar di Afrika diyakini lebih menular dan lebih mematikan daripada varian “klade II”, yang menyebabkan wabah global yang dimulai pada tahun 2022.
Mpox adalah penyakit virus yang menyebar melalui kontak dekat dan bahan yang terkontaminasi seperti kain, pakaian, dan jarum, menurut WHO.
Kantor Berita Yordania, Petra, mengumumkan pada hari Senin bahwa Kementerian Kesehatan Yordania telah mencatat kasus cacar monyet pada seorang penduduk non-Yordania, dan menambahkan bahwa kasus tersebut saat ini diisolasi.
Kementerian menambahkan: “Orang yang terinfeksi adalah seorang pria berusia 33 tahun. Dia menunjukkan gejala infeksi berupa jerawat ( ruam kulit ), dan dia saat ini berada dalam isolasi di Rumah Sakit Al-Bashir.”
Kasus Pertama Mpox pada Penduduk Non-Yordania
Kementerian Kesehatan pada hari Senin mengonfirmasi kasus mpox pertama di Yordania pada seorang penduduk non-Yordania.
Kementerian mengatakan pasien tersebut, seorang pria berusia 33 tahun, sekarang menerima perawatan dalam isolasi di Rumah Sakit Al Bashir di Amman, dan dalam kondisi stabil.
Kementerian mengatakan pihaknya akan terus memantau mopox dan mengumumkan setiap kasus yang terdeteksi, kesiapan yang mendasarinya dan kemampuan untuk menangani setiap perkembangan mengenai penyakit tersebut sesuai dengan rencana nasional yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam koordinasi dengan otoritas terkait.
Munculnya kembali penyakit ini dan terdeteksinya jenis baru di Republik Demokratik Kongo (DRC), yang dijuluki Clade 1b, mendorong Organisasi Kesehatan Dunia untuk mengumumkan tingkat kewaspadaan internasional tertinggi pada tanggal 14 Agustus.
Badan pengawas kesehatan Uni Afrika, Africa CDC, juga mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat terkait merebaknya wabah mpox di benua itu, AFP melaporkan.
Kasus-kasus melonjak di kawasan tersebut, dengan wabah dilaporkan di Burundi, Rwanda, dan Uganda, tetapi juga telah terdeteksi di Asia dan Eropa.
Setidaknya 22.863 kasus yang diduga dan 622 kematian telah dilaporkan di Afrika hingga 27 Agustus, CDC Afrika baru-baru ini mengatakan.
Menurut WHO, Afrika memiliki 5.281 kasus mpox yang terkonfirmasi sejak awal tahun 2024 hingga 25 Agustus.
Kongo, tempat virus ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970, telah menanggung beban epidemi ini dengan 90 persen kasus mpox yang dilaporkan pada tahun 2024, menurut WHO.