Ketergantungan Energi, Mongolia Ungkap Alasan Tidak Berani Tangkap Putin yang Jadi Buronan ICC
Ketergantungan energi menempatkan Mongolia — yang terjepit di antara Rusia dan China — dalam posisi yang sulit.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Selama kunjungan tersebut, Putin kemudian mengundang Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khürelsükh ke pertemuan puncak BRICS negara-negara ekonomi berkembang yang akan berlangsung di Rusia pada bulan Oktober.
Pakar Hukum: Mongolia Mungkin Akan Menerima Hukuman
Mongolia mungkin akan menghadapi hukuman karena tidak menangkap Putin.
“Mongolia pasti akan dituntut oleh Pengadilan Kriminal Internasional karena melanggar tugasnya untuk bekerja sama,” kata Tamás Hoffmann, peneliti senior di Institut Studi Hukum, kepada POLITICO.
“ICC kemudian dapat memutuskan untuk merujuk kasus tersebut ke Assembly of States Parties, yang dapat mengutuk pelanggaran Mongolia berdasarkan apa yang disebut prosedur ketidakpatuhan."
"Namun, tidak ada konsekuensi serius, misalnya pemberian sanksi, bagi negara yang melanggar,” kata Hoffmann.
Ini bukan pertama kalinya negara anggota ICC tidak menangkap orang yang menjadi subjek penangkapan.
Pada tahun 2015, Afrika Selatan tidak menangkap Presiden Sudan, Omar al-Bashir, saat berkunjung ke negara tersebut.
Al-Bashir dicari karena kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk genosida.
Dua tahun kemudian, ICC menyatakan bahwa Afrika Selatan gagal mematuhi kewajibannya.
Namun, hukuman hanya sebatas itu.
ICC tidak mengadukan Afrika Selatan ke Dewan Keamanan PBB untuk dikecam.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)