AS Peringatkan Israel: Kapal Induk Kami Tak Bisa Terus-terusan Ada Buat Lindungi Kalian
Peringatan itu muncul saat militer AS bersiap menghadapi kegagalan negosiasi gencatan senjata Gaza antara Hamas dan Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jenderal Brown mengatakan kalau ia sedang mempertimbangkan bagaimana para aktor regional akan menanggapi kegagalan perundingan "dan apakah mereka akan meningkatkan jenis aktivitas apa pun, yang berpotensi mengarah pada salah perhitungan dan menyebabkan ... konflik meluas."
Tanpa adanya kesepakatan antara Israel dan Hamas, keluarga tentara dengan kewarganegaraan ganda Israel-AS yang ditahan oleh Hamas telah mendesak Gedung Putih untuk mempertimbangkan secara serius untuk membuat kesepakatan sepihak dengan gerakan perlawanan Palestina (tanpa melibatkan Israel) guna memperoleh pembebasan mereka.
Opsi tersebut saat ini sedang dibahas di antara para pejabat Gedung Putih, menurut lima orang yang mengetahui perundingan tersebut menurut laporan dari NBC News.
Pamer Kekuatan
Demi memnuhi janjinya melindugi Israel dari serangan pembalasan Poros Perlawanan yang dipinpin Iran, AS diketahui sudah memamerkan kekuatan militernya ke kawasan Timur Tengah.
Situs web AS, Axios melaporkan kalau pemerintah AS telah menempatkan sekitar 18 kapal perang termasuk dua kapal induk di dan sekitar Timur Tengah.
Manuver AS ini, kata laporan tersebut, sebagai upaya menghalangi Iran dan proksinya melakukan serangan yang dapat berkembang menjadi perang habis-habisan dengan Israel.
AS memang sudah menyatakan akan mati-matian membela Israel jika Iran benar-benar menyerang sebagai pembalasan pemboman di Teheran yang menewaskan pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, 31 Juli 2024 lalu.
Baca juga: Penerbangan ke-500 Tiba, Israel Terima 50 Ribu Ton Senjata dari AS
Gambaran Besar
Dalam ulasan di Axios yang ditulis Colin Demarest tersebut, disebutkan kalau tahun ini merupakan tahun yang menegangkan bagi Angkatan Laut AS.
Beberapa kapal tempur yang beroperasi di Laut Merah dan Teluk Aden telah memerangi kelompok perlawanan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran selama berbulan-bulan.
"Kini, lebih banyak aset Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS didatangkan sebagai bagian dari aksi 'Show of Force' (unjuk kekuatan) terhadap Houthi maupun Iran," tulis ulasan tersebut dikutip, Kamis (29/8/2024).
Apa saja kekuatan perang yang dikerahkan AS ke kawasan Timur Tengah?
Selain dua kelompok penyerang kapal induk yang sekarang beroperasi di Timur Tengah, skuadron Angkatan Udara F-22 Raptor telah tiba di wilayah tersebut dan USS Georgia — kapal selam berpeluru kendali — mengintai di dekatnya.
"Secara sengaja mengungkapkan lokasi atau tujuan operasi kapal selam seperti USS Georgia bertenaga nuklir adalah langkah yang langka. Ini memang disengaja untuk unjuk kekuatan.
"Secara keseluruhan, "ada lebih dari 500 rudal Tomahawk yang siap menyerang Iran dan lebih dari 100 pesawat siap membela sekutu untuk merespons," kata Bryan Clark, direktur Pusat Konsep dan Teknologi Pertahanan Hudson Institute.