Israel Lancarkan Serangan Baru ke Tepi Barat, Tembaki Pekerja di Betlehem, Bawa Buldoser ke Nablus
Penyerbuan ini dilakukan Israel dalam kerangka kebijakan hukuman kolektif yang diterapkan Israel terhadap kamp-kamp Palestina
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ketegangan di Tepi Barat turut meningkat sejak perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023.
PBB: Israel gunakan taktik mematikan
Beberapa hari lalu PBB memperingatkan bahwa Israel menggunakan “taktik mematikan” terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusia (OCHA), Stephane Dujarric, saat konferensi pers di New York, Amerika Serikat (AS), hari Selasa, (3/9/2024).
“PBB telah mencatat lebih dari dua puluh kematian selama sepekan terakhir, termasuk anak-anak,” ujar Dujarric.
Dia menyebut banyak organisasi yang dimobilisasi oleh OCHA yang mulai meninjau situasi di Jenin, tetapi Israel menghalangi akses.
“OCHA memperingatkan bahwa hambatan akses berdampak terhadap kemampuan untuk memberikan respons kemanusiaan yang bermakna,” ucap dia.
Kata dia, pergerakan ambulans dan tim kesehatan juga dihambat dan ditunda sejak awal mula operasi militer Israel di Tepi Barat.
Operasi terbesar Israel di Tepi Barat selama 20 tahun terakhir itu dimulai pada dini hari tanggal 28 Agustus lalu.
Israel menyebut operasi itu sebagai “Kamp Musim Panas” dan mengerahkan ratusan pasukan ke Jenin, Tulkarm, dan Tubas.
Dujarric memperingatkan bahwa pasukan Israel terus menggunakan “taktik mematikan”, termasuk serangan udara.
Saat berada di Tulkarm pada hari Sabtu, tim OCHA mengonfirmasikan ada 120 warga Palestina yang telantar karena rumah mereka dihancurkan Israel.
“Pada saat peninjauan, ada 13.000 orang di kamp pengungsi Nour Shams yang tidak bisa mendapatkan air mengalir karena kerusakan jaringan air dan teramati adanya luapan limbah,” demikian laporan OCHA.
(oln/khbrn/*)