Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

200.000 Pemukim Israel Terpaksa Hidup 'Berdampingan' dengan Drone & Rudal Hizbullah, Pejabat Muak

Tiap hari ratusan ribu warga Israel utara menghadapi ancaman rudal dan drone Hizbullah.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 200.000 Pemukim Israel Terpaksa Hidup 'Berdampingan' dengan Drone & Rudal Hizbullah, Pejabat Muak
Al Mayadeen
Api dan asap hitam tampak muncul di bangunan pemukiman Metulla di Israel utara setelah ada serangan Hizbullah, Sabtu, (22/6/2024). 

“Yang bisa saya katakan adalah gambaran akhir perang ini akan berdampak pada mereka yang kembali, seberapa banyak yang akan kembali, dan seperti apa daerah utara dalam beberapa tahun mendatang.”

“Pada akhirnya akan ada perjanjian. Jika perjanjian yang dicapai tanpa tindakan militer itu sangat mirip dengan perjanjian yang dicapai setelah tindakan militer, saya tidak yakin harga sipil-militer akan menjadi harga yang tepat untuk dibayar.”

Pejabat itu mengatakan persoalan yang dihadapi Israel utara tidak hanya masalah keamanan, tetapi juga masalah ekonomi dan infrastruktur.

“Negara Israel akan memahami bahwa mereka perlu mengurusnya, yang sudah tidak dilakukan selama 20 tahun. Sama seperti masyarakat yang tinggal lama sekali di Yudea dan Samaria, dan bahkan di Tel Aviv.”

Dia meminta pemerintah segera membuat keputusan dan menjalankannya.

Di samping itu, dia menyinggung kemungkinan musuh-musuh Israel mengambil tindakan secara bersama-sama.

“Hentikan pernyataan bahwa tak mungkin bertempur di dua front dalam satu waktu. Mulailah bertindak di daerah utara. Jangan berbicara saja, bertindaklah.”

Asap mengepul di wilayah Israel Utara setelah diserang oleh milisi Hizbullah
Asap mengepul di wilayah Israel Utara setelah diserang oleh milisi Hizbullah (Anadolu Agency)

Warga Israel utara mengaku ditelantarkan

Baca juga: Direcoki Hizbullah dan Ditelantarkan, Warga Israel Utara Mengamuk: Netanyahu Lempar Kami ke Anjing

BERITA TERKAIT

Beberapa waktu lalu warga Israel utara mengamuk dan mengungkapkan kemarahannya kepada pemerintah.

Mereka merasa serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Lebanon akhir pekan lalu “tidak mencukupi”. Di samping itu, mereka mengaku “ditelantarkan”.

Adapun serangan itu adalah balasan Israel atas serangan besar kelompok Hizbullah di Lebanon.

Hizbullah menyerang Israel pada hari Minggu, (25/8/2024), pukul 05.00 waktu setempat. Ribuan roket dan pesawat nirawak dikerahkan dalam serangan itu.

Beberapa kepala daerah di Israel utara sudah bertemu dengan Menteri Pendidikan Yoav Kisch dan Kepala Komando Front Dalam Negeri pada hari Senin, (26/8/2024).

Ketua Dewan Regional Mateh Asher, Moshe Davidovitch, mengungkapkan kemarahannya kepada Menteri Pendidikan Kisch.

Davidovitch mengklaim tidak akan membuka sekolah hingga militer Israel bisa memastikan keamanan warga Israel utara.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas