Dua Personel Militer Israel Tewas di Perbatasan Lebanon di Tengah Meningkatnya ketegangan
Dua personel militer Israel, termasuk seorang perwira, tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan di perbatasan utara dengan Lebanon
Editor: Muhammad Barir
Dua Personel Militer Israel Tewas di Perbatasan Lebanon di Tengah Meningkatnya ketegangan
TRIBUNNEWS.COM- Dua personel militer Israel tewas di perbatasan Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan.
Dua personel militer Israel, termasuk seorang perwira, tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan di perbatasan utara dengan Lebanon selatan pada hari Kamis, kata militer, Anadolu Agency melaporkan.
Menurut pernyataan tentara Israel, Perwira Nael Fwarsy tewas oleh pesawat tak berawak di Galilea barat, sementara prajurit Tomer Keren tewas oleh serangan rudal anti-tank di Gunung Rameh di wilayah Galilea atas.
Dalam pernyataan terpisah, tentara Israel menyatakan bahwa “serangan rudal tersebut mengakibatkan cedera serius pada prajurit lainnya”, tetapi tidak menyebutkan bagaimana dan di mana ia mengalami cedera tersebut.
Jumlah tentara Israel yang tewas sejak 7 Oktober telah mencapai 715, termasuk 346 dalam pertempuran darat di Gaza sejak 27 Oktober, menurut angka militer.
Sebelumnya pada hari Kamis, Hizbullah mengumumkan serangan pesawat tak berawak terhadap lokasi militer di Israel utara, menyusul dua hari mematikan di mana perangkat komunikasi nirkabel meledak di seluruh Lebanon, dan tentara Israel membombardir dua kota di Lebanon selatan dengan peluru fosfor.
Setidaknya 37 orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka pada hari Selasa dan Rabu dalam ledakan yang menargetkan ribuan perangkat komunikasi nirkabel di seluruh negeri.
Belum ada komentar dari Israel mengenai ledakan itu, yang terjadi di tengah meningkatnya perang lintas-perbatasan antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas-perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR