Di Tengah Serangan Brutal Israel, Lebanon Dihantam Gelombang 80 Ribu Telepon Teror Psikologis
Lebanon dihantam 80.000 panggilan telepon Israel yang mengancam dalam satu hari di tengah serangan brutal jet tempur IDF
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Melalui keunggulan teknologinya, Israel telah memperoleh akses ke sejumlah besar data pribadi warga sipil Lebanon.
Elijah Magnier, seorang analis risiko dan konflik, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah lama mampu memantau telepon rumah, telepon seluler, dan bahkan nomor plat mobil.
Tingkat akses ini memungkinkan pasukan Israel untuk berkomunikasi dengan warga sipil Lebanon, sering kali memperingatkan mereka tentang serangan militer yang akan datang — seperti yang terlihat dalam konflik saat ini.
Selain itu, peringatan itu sendiri merupakan bagian dari strategi psikologis yang lebih luas.
Dengan menyampaikan pesan-pesan ini melalui jaringan radio dan telekomunikasi yang diretas, Israel mengingatkan penduduk Lebanon tentang kemampuan pengawasannya yang luas, yang sering kali menimbulkan kebingungan dan ketakutan dalam prosesnya.
Sejarah peretasan Israel terhadap jaringan Lebanon terdokumentasi dengan baik.
Pada tahun 2018, duta besar Lebanon untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa menuduh Israel meretas saluran telepon seluler di desa Kafr Kila.
Israel telah mengirim pesan yang direkam kepada warga sipil, memperingatkan mereka tentang ledakan yang akan terjadi.
Taktik ini, meskipun sering kali dibingkai sebagai upaya untuk meminimalkan korban sipil, juga berfungsi untuk menegaskan dominasi Israel dalam peperangan elektronik.
(oln/qdsnws/*)