Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Indonesia dan Selandia Baru Bantah Ada Bayaran dalam Pembebasan Pilot Susi Air

Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang sebelumnya ditahan selama 19 bulan oleh TPNPB di Papua, akhirnya dibebaskan. Ada tudingan…

zoom-in Indonesia dan Selandia Baru Bantah Ada Bayaran dalam Pembebasan Pilot Susi Air
Deutsche Welle
Indonesia dan Selandia Baru Bantah Ada Bayaran dalam Pembebasan Pilot Susi Air 

Jakarta dan Wellington pada Senin (23/9) membantah klaim dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) terkait tebusan uang dalam pembebasan pilot Susi Air, Philip Mehrtens.

Bantahan ini disampaikan oleh Menko Polhukam RI Hadi Tjahjanto yang menegaskan proses pembebasan pilot tersebut dilakukan tanpa tebusan uang. Hadi mengatakan pihaknya bersama seluruh elemen, termasuk TNI dan Polri, telah melakukan proses negosiasi yang cukup panjang dalam upaya pembebasan itu.

"Tanpa adanya satu permintaan untuk bayar dan sebagainya nggak, semua bebas, karena ini pendekatan dari tokoh agama, tokoh gereja, tokoh masyarakat, TNI, Polri, kita memang melakukan negosiasi yang cukup panjang," pungkas Hadi, Senin (23/9).

Klaim terkait tebusan uang tersebut sebelumnya disampakan oleh Sebby Sambom, yang menjabat sebagai juru bicara TPNPB. Tanpa memberikan bukti, ia menuduh pemerintah Indonesia memberikan uang kepada kepala sementara distrik Papua tempat Mehrtens dibebaskan, dan menuduh bahwa uang tersebut kemudian diberikan kepada TPNPB.

"Militer dan polisi Indonesia memberi uang suap kepada Edison Gwijangge dan timnya," kata Sambom dalam sebuah pernyataan kepada AFP pada Senin (23/9), merujuk kepada kepala sementara Kabupaten Nduga.

Dana tersebut kemudian sampai kepada TPNPB "melalui sistem keluarga," kata Sambom.

"TPNPB ... menyerahkan pilot tersebut kepada Edison. Kemudian Edison ... menyerahkan pilot tersebut kepada militer dan polisi Indonesia," ujar juru bicara TPNPB itu.

BERITA TERKAIT

Phillip Mehrtens, 38 tahun, dibebaskan pada hari Sabtu (21/9) oleh TPNPB setelah 19 bulan ditahan. Saat disandera oleh TPNPB pada 7 Februari tahun lalu, Phillip Mehrtens bekerja sebagai pilot untuk maskapai Susi Air.

Selandia Baru turut membantah tudingan adanya pemberian uang

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dengan cepat membantah setiap dugaan bahwa Wellington terlibat dalam pembayaran untuk pembebasan Mehrtens. Menurutnya, diplomasi lah yang berperan dalam mengamankan pembebasan pilot tersebut.

"Saya pikir ini memalukan, jujur saja, bahwa ada yang bilang uang suap dibayar – kami tidak membayar uang tebusan, kami tidak membayar suap," kata Peters kepada Radio New Zealand pada Senin (23/9).

"Semua pekerjaan yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pejabat, yang bekerja sekeras dan sebijaksana mungkin – agar tidak melakukan kesalahan atau menyinggung, yang bisa menyebabkan kegagalan – kini tercoreng oleh tuduhan adanya suap," tambahnya.

Juru bicara pasukan gabungan polisi dan militer Indonesia yang menjemput Mehrtens juga mengatakan, tidak ada uang yang diberikan langsung kepada TPNPB.

"Tidak ada permintaan uang atau syarat apapun dari Egianus Kogoya untuk pembebasan pilot," kata Bayu Suseno, merujuk pada pemimpin kelompok bersenjata yang dituduh menerima pembayaran tersebut.

TPNPB sebelumnya mengatakan, warga negara asing menjadi sasaran mereka karena pemerintahnya memiliki hubungan dengan Indonesia, negara yang menjadi tempat mereka memperjuangkan kemerdekaan.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas