Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Gabung Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat

Respons Iran ini menyusul petisi dari Hizbullah bagi negara tersebut untuk bergabung dalam pertempuran melawan Israel. Apa alasannya?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Gabung Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat
MNA/screenshot
Rudal hipersonik Fattah hasil pengembangan terbaru Iran yang dipamerkan dlam parade militer, Sabtu (21/9/2024). Angkatan Bersenjata Iran mengatakan, menghukum Israel adalah satu di antara agenda mereka. 

Para pengamat politik terbagi pendapatnya, apakah Iran benar-benar telah meninggalkan Hizbullah dan siap menukarnya dengan keuntungan politik, atau apakah hubungan ideologis mereka tidak bisa diputuskan.

Fares Soaid: Hizbullah dibiarkan begitu saja

Mantan anggota parlemen Lebanon, Fares Soaid, mengungkapkan keprihatinan skenario yang terjadi di Gaza selama hampir setahun terulang di Lebanon.

Baca juga: Konflik Israel Vs Hizbullah Memuncak, Kemlu RI Imbau WNI Tunda Pergi ke Lebanon hingga Iran

"Hari-hari mendatang akan terungkap apakah Iran memimpin Poros Perlawanan melawan Israel atau apakah Iran memerangi Tel Aviv melalui sekutu-sekutunya, sementara Iran benar-benar fokus pada negosiasi dengan Amerika Serikat," katanya kepada Asharq Al-Awsat.

"Hari demi hari, semakin jelas bahwa anggota proksi regional Iran tewas saat berperang melawan Israel untuk meningkatkan posisi negosiasi Teheran dengan Washington," jelasnya.

"Rakyat Lebanon merasakan bahwa Hizbullah, yang dulu membanggakan dukungan Iran untuknya, kini berperang sendirian. Seolah-olah Hizbullah dibiarkan begitu saja, sementara Iran mengurus dokumen-dokumennya dengan Barat," tambahnya.

Ikatan tidak putus semudah itu

Sementara itu, pakar geopolitik Ziad al-Sayegh mengatakan meskipun Iran tidak terlibat langsung dalam pertempuran sengit antara Israel dan Hizbullah, bukan berarti bahwa Iran meninggalkan Hizbullah.

Ia mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa naif untuk percaya bahwa ikatan di antara mereka dapat dengan mudah diputuskan.

BERITA REKOMENDASI

Sebab, keduanya memiliki ikatan ideologis yang dalam.

Orang-orang di Lebanon percaya bahwa kegagalan Iran untuk bereaksi terhadap perkembangan berbahaya terbaru di Lebanon, dimulai dengan serangan terhadap perangkat komunikasi Hizbullah dan pembunuhan komandan unit senior Radwan minggu lalu, berarti Iran telah meninggalkan kelompok tersebut dan membiarkannya menghadapi nasibnya sendiri.

16 anggota Pasukan Radwan Hizbullah termasuk 2 senior yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Jumat (20/9/2024) malam.
16 anggota Pasukan Radwan Hizbullah termasuk 2 senior yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Jumat (20/9/2024) malam. (Kolase X)

Bertahan hidup dengan mengorbankan Hizbullah

Soaid menekankan kepemimpinan Iran berusaha untuk bertahan dalam perang ini.

Iran mungkin mencapai kesepakatan dengan mengorbankan Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan Pasukan Mobilisasi Rakyat di Irak.

"Ini bukan pertama kalinya partai Lebanon mengaitkan nasibnya dengan partai asing dan salah bertaruh," tambahnya. 

Hal ini mirip dengan Gerakan Nasional Lebanon yang 'mengikat nasibnya' dengan pemimpin Fatah Palestina, Yasser Arafat, pada tahun 1970-an

“Presiden Suriah Hafez al-Assad memutuskan untuk melenyapkan Fatah, memulai prosesnya dengan membunuh Kamal Jumblatt dari Lebanon dan Presiden yang baru terpilih Bashir al-Gemayel,” kata Soaid.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas