Lebanon Bantah Tanda Tangani Gencatan Senjata, Israel Punya Legitimasi Invasi Darat
Surat kabar Israel Hayom mengklaim, Israel siap untuk membuat perjanjian gencatan senjata tapi jika Hizbullah menolak, Israel akan dapat legitimasi
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Tak lama setelah pernyataan itu dipublikasikan, militer Israel mengatakan telah meluncurkan gelombang serangan udara baru terhadap target-target Hizbullah di Lebanon.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang memimpin salah satu dari dua faksi nasionalis-religius dalam koalisi tersebut, mengatakan Hizbullah harus dihancurkan dan hanya penyerahan diri mereka yang akan memungkinkan para pemukim Yahudi di utara bisa kembali ke rumah-rumah di wilayah pendudukan negara tersebut.
"Musuh tidak boleh diberi waktu untuk pulih dari pukulan berat yang diterimanya dan untuk mengatur ulang untuk kelanjutan perang setelah 21 hari," katanya dalam sebuah pernyataan.
Faksi sayap kanan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir akan mengadakan pertemuan darurat pada Kamis tetapi anggota partai tersebut telah menentang usulan tersebut.
Amerika Serikat dan Prancis, yang didukung oleh sekutu lainnya, pada hari Rabu menyerukan gencatan senjata selama 21 hari di sepanjang "Garis Biru" Israel-Lebanon, garis demarkasi antara kedua negara, untuk memungkinkan para pihak bernegosiasi menuju resolusi diplomatik yang potensial.
Baca juga: Mau Caplok Wilayah Lebanon, Israel: Sungai Litani Dianggap Sebagai Perbatasan Utara Kami
Israel telah melancarkan serangan udara terberat terhadap Lebanon sejak perang 2006 selama seminggu terakhir, menewaskan lebih dari 600 orang, sementara serangan lintas batas selama berbulan-bulan dengan gerakan Hizbullah yang didukung Iran meningkat mendekati perang habis-habisan.
Hizbullah telah menembakkan ratusan rudal ke sasaran-sasaran di Israel termasuk, untuk pertama kalinya, pusat ekonominya Tel Aviv, meskipun sistem pertahanan udara Israel telah memastikan bahwa kerusakannya terbatas.
Pada hari Rabu, kepala militer Israel, Herzi Halevi membuat komentar publik yang paling eksplisit sejauh ini tentang kemungkinan serangan darat terhadap Lebanon, dengan memberi tahu pasukan di dekat perbatasan untuk bersiap menyeberangi perbatasan.
Tidak segera jelas apakah komentar tersebut merupakan pendahuluan operasi darat atau taktik negosiasi yang dirancang untuk menekan Hizbullah agar mundur.
Kerahkan Dua Brigade Cadangan ke Utara
Terkait rencana invasi darat, Israel memanggil dua brigade cadangan tambahan ke sektor utara pada hari Rabu.
Israel dan Hizbullah telah saling tembak selama hampir setahun sejak Hizbullah melancarkan serangan pertama sehari setelah pejuang dari gerakan perlawanan Palestina Hamas menyerang komunitas di Israel selatan pada 7 Oktober.
"Tentara Israel pada hari Rabu mengumumkan pemanggilan dua brigade cadangan, dan terus melancarkan serangan intensif di Lebanon, sementara Hizbullah mengatakan bahwa mereka mengebom situs-situs sensitif, termasuk markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv dan sebuah pabrik bahan peledak," tulis laporan Khaberni, Kamis.
Tentara Israel mengatakan bahwa merekrut dua brigade cadangan untuk front Lebanon akan memungkinkan kelanjutan upaya tempur melawan Hizbullah dan menciptakan kondisi untuk kembalinya penduduk utara ke rumah mereka dengan aman.
"Perkembangan ini terjadi ketika beredar pernyataan Israel tentang operasi darat di Lebanon selatan," tambah laporan itu mengindikasikan kalau Israel segera melancarkan invasi darat ke Lebanon.