Tentara Israel Bersiap Invasi Darat 'Terbatas' di Lebanon, Hizbullah: Pertempuran Bakal Lama
Hizbullah menyatakan siap jika Israel memutuskan untuk masuk melalui darat, pasukan milisi perlawanan siap menghadapi konfrontasi darat apa pun.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Tentara Israel Bersiap Invasi Darat 'Terbatas' di Lebanon, Hizbullah: Pertempuran Bakal Lama
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel dilaporkan tengah menyiapkan operasi darat "terbatas" di Lebanon, kata penyiar publik KAN pada Minggu (27/9/2024).
Hal itu dilakukan IDF karena pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah "semakin mengobarkan ketegangan di Timur Tengah."
Baca juga: AS Siapkan Pasukan Besar ke Timur Tengah, Kirim Peringatan Keras ke Iran
KAN tersebut mengatakan langkah tersebut tengah dipertimbangkan secara serius, meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat (AS), yang masih mendesak gencatan senjata.
Pejabat Israel mengklaim bahwa invasi potensial tersebut bertujuan untuk membangun zona keamanan penyangga di Lebanon selatan.
Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya belum membuat keputusan.
Washington yakin kesepakatan harus dicapai antara Israel dan Hizbullah untuk menghindari konfrontasi militer yang lebih luas.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Pasukan Israel baru-baru ini memulai serangan udara besar-besaran di Lebanon, menewaskan beberapa komandan Hizbullah dan Nasrallah.
Pengeboman tersebut telah menewaskan ratusan warga sipil, dan juga menghancurkan rumah dan infrastruktur, menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.
Hizbullah Siap Sambut Pasukan Israel
Wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada Senin (30/9/2024) kalau kelompok yang didukung Iran tersebut siap menghadapi operasi darat Israel, dan memperingatkan bahwa pertempuran tersebut dapat berlangsung lama.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Qassem juga mengatakan Hizbullah akan memilih pemimpin baru "pada kesempatan paling awal" setelah Israel membunuh pemimpinnya Hassan Nasrallah dalam serangan udara pada hari Jumat.
Qassem mengatakan Hizbullah akan terus "menghadapi Israel untuk mendukung Gaza dan Palestina, untuk membela Lebanon dan rakyatnya, dan sebagai tanggapan atas pembunuhan dan pembantaian warga sipil".
"Kami akan menghadapi skenario apa pun dan kami siap jika Israel memutuskan untuk masuk melalui darat, pasukan perlawanan siap menghadapi konfrontasi darat apa pun.