Kasus penyanderaan: Sindrom Stockholm nyata atau omong kosong?
Situasi penyanderaan di sebuah bank yang menginspirasi Sindrom Stockholm bermula pada 23 Agustus 1973. Selang tujuh tahun kemudian,…
Pada akhir 1970-an, sekitar 1.500 polisi dari seluruh Amerika Serikat dikirim ke New York untuk belajar negosiasi pembebasan sandera dari pengalaman Bolz dalam menghadapi lebih dari 200 kasus penyanderaan.
Ajaran Bolz semakin meluas setelah kru dokumenter BBC menayangkan kelas khusus yang diampu Bolz dan Schlossberg, seorang mantan polisi lalu lintas dengan gelar doktor di bidang psikologi.
Bagi Schlossberg, Sindrom Stockholm atau yang juga dia sebut sebagai naluri korban penculikan atau penyanderaan untuk bertahan hidup, bukanlah konsep yang rumit.
“Singkatnya, saat ada dua orang atau lebih berkumpul bersama dalam satu waktu, mereka akan membentuk hubungan satu sama lain. Itu intinya,” kata Schlossberg.
“Saat berada dalam situasi yang menegangkan, hubungan itu terbentuk lebih cepat dan lebih dalam. Ketika manusia berada dalam situasi krisis, dan mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, ketakutan terbesar mereka adalah menjadi gila," jelasnya.
"Maksud saya, kita selalu merasa cemas, apakah kita akan kehilangan akal sehat? Apakah ini benar-benar terjadi pada saya? Apa yang harus saya lakukan? Dan yang selanjutnya kita lakukan adalah menguji perasaan kita pada orang lain yang ada di situasi yang sama dengan kita. Jika dia tidak kehilangan akal sehat dan ini benar-benar terjadi, maka mungkin kita akan baik-baik saja.”
Schlossberg mengatakan meskipun pelaku penyanderaan kerap mengizinkan sandera berbicara pada juru runding, tidak ada gunanya mencoba menggali informasi rahasia dari para sandera.
“Mereka hanya akan mengatakan semuanya kepada pelaku. Mereka juga merupakan saksi yang buruk. Jika mereka dibebaskan, informasi yang mereka berikan kerap kali hanya hal-hal umum,” ujar Schlossberg.
Bolz menekankan penting bagi tim juru runding untuk tidak mengabaikan tuntutan dari pelaku penyanderaan. Dia mengatakan: “Anda tidak boleh menolak, tapi tidak juga harus menyetujui semua tuntutan mereka. Anda harus berkata ‘Saya akan berusaha melakukannya untuk Anda’,”
Schlossberg menyebut juru runding harus jadi pihak yang memegang kendali.
Pelaku hanya boleh berkomunikasi dengan tim negosiator. “Tidak boleh ada pengacara, ibu, pendeta, atau siapa pun yang ikut terlibat dalam komunikasi,” katanya.
“Yang terjadi di film, biasanya pelaku akan memaksa berbicara pada seseorang yang mereka percaya, tapi kenyataannya, berapa lama Anda bisa terus berada di satu ruangan tertutup dan tidak berbicara pada dunia luar?”
Drama penyanderaan di Swedia
Dalam situasi penyanderaan bank di Stockholm, semua teori itu tidak dilakukan olehKepolisian Stockholm--yang pada akhirnya berujung pada banyak kesalahan.