Israel Akui Pangkalan Udara Kena Serangan Balasan Iran, Beberapa Orang Tewas
Tentara Israel (IDF) mengakui pangkalan udaranya terkena serangan balasan Iran. Beberapa orang tewas dan terdapat sejumlah kerusakan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel (IDF) mengakui serangan balasan Iran menghantam setidaknya salah satu pangkalan udaranya pada Selasa (1/10/2024) malam.
IDF mengatakan ada beberapa korban jiwa tercatat di pangkalan udara tersebut.
Meski mengakui adanya kerugian akibat serangan balasan tersebut, IDF mengklaim serangan tersebut tidak efektif.
“Tentara mengakui bahwa ada beberapa korban jiwa di pangkalan Angkatan Udara akibat serangan Iran kemarin, namun serangan itu tidak efektif," kata Radio Tentara Israel mengutip pernyataan IDF, Rabu (2/10/2024).
“Serangan tersebut tidak menargetkan pesawat terbang, senjata, atau infrastruktur operasional penting, melainkan pada gedung-gedung administrasi dan lokasi pemeliharaan yang bukan merupakan bagian dari inti operasional Angkatan Udara," lanjutnya.
Laporan itu menegaskan pernyataan IDF bertentangan dengan pengumuman Garda Revolusi Iran (IRGC) ketika meluncurkan serangan balasan itu yang mengatakan ada rudal hipersonik dalam pawai rudal kemarin.
“Bertentangan dengan tuduhan tersebut, tidak ada rudal hipersonik yang diluncurkan, dan sejauh yang kami tahu, musuh tidak memiliki rudal tersebut," lapor surat kabar itu.
IDF mengatakan pihaknya mengukur efektivitas serangan berdasarkan tingkat kerusakan infrastruktur dan aset vital serta jumlah korban, bukan berdasarkan jumlah rudal yang mencapai sasaran.
Laporan itu menunjukkan pertahanan udara Israel berhasil mencegah kerusakan dan korban jiwa yang besar, seperti diberitakan Mehr.
Setelah serangan balasan tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan merespon serangan balasan Iran dengan keras.
Sementara itu, IRGC memperingatkan Israel agar tidak membalas serangan balasan tersebut atau Iran akan memberikan balasan yang lebih besar.
Baca juga: Iran luncurkan serangan rudal setelah Israel serbu Lebanon – Seberapa besar skala serangan Iran?
Sebelumnya, Iran meluncurkan 180 rudal dalam serangan balasannya terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam, yang menargetkan pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.
Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan balasan itu untuk merespon Israel atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah petinggi militer IRGC.
Sementara itu, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.638 jiwa dan 96.460 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (2/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel