Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Lebanon: Sebelum Terbunuh, Nasrallah Setujui Gencatan Senjata

Menteri Luar Negeri Lebanin, Abdallah Bou Habib mengatakan Hassan Nasrallah sebelum terbunuh sempat mengatakan dirinya menyetujui gencatan senjata.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
zoom-in Menlu Lebanon: Sebelum Terbunuh, Nasrallah Setujui Gencatan Senjata
AL-MANAR / AFP
Gambar yang diambil dari TV al-Manar Hizbullah pada 12 Juli 2023, menunjukkan pemimpin gerakan Syiah Lebanon Hizbullah Hassan Nasrallah, menyampaikan pidato di televisi untuk menandai peringatan perang tahun 2006 dengan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib mengatakan, ternyata pemimpin Hizbullah yaitu Sayyed Hassan Nasrallah sebelum terbunuh sempat mengatakan dirinya menyetujui gencatan senjata.

"Dia setuju. Ya, pihak Lebanon setuju," kata Bou Habib, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut pengakuan Bou Habib, mereka semuanya telah berkonsultasi, termasuk dengan perwakilan AS dan Prancis.

"Kami berkonsultasi dengan Hizbullah, (Ketua Parlemen Lebanon Nabih) Berri berkonsultasi dengan Hizbullah, dan kami memberi tahu perwakilan AS dan Prancis."

Bou Habib juga mengatakan bahwa kesepakatan ini telah disetujui oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

"Mereka memberi tahu kami bahwa Tn. Netanyahu menyetujui hal ini, dan kami juga memperoleh persetujuan dari Hizbullah mengenai hal itu. Dan, Anda tahu apa yang terjadi sejak saat itu," kata Habib, dikutip dari News Antiwar.

Pada 25 September 2024, AS, Prancis, dan beberapa negara lain merilis pernyataan bersama.

BERITA REKOMENDASI

Pernyataan tersebut menyerukan gencatan senjata Israel-Lebanon selama 21 hari.

Namun saat Netanyahu menghadiri sidang Umum PBB di New York, ia menolak rumor tersebut.

Ia membantah Israel telah menyetujui kesepakatan tersebut.

Para pejabat AS mengatakan kepada media bahwa mereka mengoordinasikan usulan gencatan senjata dengan Israel dan merasa "frustrasi" dengan Netanyahu karena menolaknya.

Namun, AS tidak memberikan tekanan nyata kepada Israel untuk menyetujui gencatan senjata. 

Baca juga: Sebelum Tewas, Hassan Nasrallah Rupanya Sempat Diperingati Ali Khamenei untuk Tinggalkan Lebanon

Hingga akhirnya pada 27 September 2024, Netanyahu memerintahkan serangan udara besar-besaran yang menewaskan Nasrallah dari sebuah hotel di New York.

Kabar tewasnya Nasrallah dikonfirmasi oleh Hizbullah pada Sabtu (28/9/2024).

"Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, telah bergabung dengan rekan-rekannya yang agung dan syahid abadi yang dipimpinnya selama sekitar 30 tahun," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The New Arab.

Penyataan Hizbullah ini baru dikonfirmasi beberapa jam setelah klaim Israel.

Sesaat sebelum Hizbullah mengumumkan kabar duka, sumber yang dekat dengan gerakan Lebanon ini mengatakan bahwa Nasrallah mengalami hilang kontak sejak Jumat malam.

Nasrallah, yang memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade, sejauh ini merupakan target paling kuat yang dibunuh oleh Israel dalam berminggu-minggu pertempuran intensif dengan Hizbullah.

Hizbullah berjanji akan terus membalaskan dendamnya atas pembunuhan Nasrallah oleh Israel.

Selama seminggu terakhir, Hizbullah dan Israel terlibat baku tembak.

Israel juga mengaku pihaknya mengalihkan fokus operasinya dari Gaza ke Lebanon selama beberapa hari terakhir.

Pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 700 orang.

Lebih dari 200.000 warga Lebanon mengungsi.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Bou HabibHassan Nasrallah dan Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas