Menlu Rusia Sergey Lavrov Tuduh AS jadi Dalang Invasi Darat Israel ke Lebanon
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menuduh Amerika Serikat menjadi dalang di balik invasi darat Israel ke Lebanon.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Kesepakatan gencatan senjata masih sulit dicapai, meskipun telah berlangsung selama berbulan-bulan negosiasi yang ditengahi AS.
Sebagian besar wilayah Gaza kini menjadi tanah terlantar.
Dan risiko perang regional dengan Iran muncul setelah serangan Israel terhadap target militer di Lebanon dan pembunuhan minggu lalu terhadap pemimpin milisi Hizbullah yang didukung Iran, Hassan Nasrallah.
Pejabat tinggi pemerintahan Biden mengatakan mereka yakin tekanan Gedung Putih terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari-hari awal itu membuat perbedaan, mencegah bencana yang lebih buruk.
Baca juga: Warga Iran Kritik Serangan Rudal Balistik ke Israel Terlalu Lemah, Jadikan Itu Sebagai Bahan Lelucon
"Dalam pembicaraan tertutup, Gedung Putih meminta Israel untuk menunda serangan daratnya guna memberi lebih banyak waktu bagi kelompok-kelompok bantuan untuk menyiapkan bantuan bagi para pengungsi dan memberi Israel lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas," kata pejabat pemerintahan kepada wartawan dalam pengarahan latar belakang pada saat itu.
Namun, Washington lambat dalam menangani penderitaan warga Palestina, kata tiga pejabat senior AS yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Dan meskipun invasi darat akhirnya ditunda sekitar 10 hari, ketiga pejabat tersebut mengaitkan jeda tersebut lebih pada persiapan operasional oleh militer Israel daripada tekanan AS.
"AS telah memimpin upaya internasional untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza," kata Gedung Putih menanggapi pertanyaan tentang email tersebut.
Gedung Putih menambahkan bahwa sebelum "keterlibatan AS, tidak ada makanan, air, atau obat-obatan yang masuk ke Gaza".
(Tribunnews.com/Whiesa)