Pilot Israel Ketar-ketir, Takut Dituntut Kejahatan Perang Pasca Bunuh Bos Hizbullah Hassan Nasrallah
37 dari 40 pilot cadangan skuadron Angkatan Udara Israel dilanda kekhawatiran setelah etelah mengambil bagian dalam serangan yang menewaskan Nasrallah
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sri Juliati
Sesaat pertemuan itu digelar para prajurit cadangan mengatakan mereka akan menghadiri latihan.
"Kami memiliki kepercayaan penuh kepada komandan kami. Kami akan terus melayani Negara Yahudi dan demokratis Israel selama diperlukan," kata mereka.
Iran Janji Balas Israel
Sebagai informasi, Pimpinan tertinggi Hizbullah Hassan Nasrallah dinyatakan tewas dalam serangan udara besar-besaran Israel ke Beirut, ibu kota Lebanon pada akhir pekan kemarin
Hal ini diungkap oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dalam laporannya mereka menyebut Nasrallah terbunuh bersama dengan beberapa komandan lain, termasuk Komandan Front Selatan Hizbullah, Ali Karki.
Sebagai bentuk pembalasan, pada awal pekan kemarin Iran dilaporkan meluncurkan serangan roket jenis balistik ke Tel Aviv, Israel.
Dalam serangan tersebut setidaknya Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel secara bertubi-tubi.
Meski sebagian serangan Iran berhasil dihalau, iron dome, sistem keamanan udara Israel. Namun, serangan itu memicu kemarahan Netanyahu.
Hingga Israel mengancam akan menargetkan fasilitas nuklir atau minyaknya menyusul serangan rudal skala besar Teheran.
Merespon ancaman itu, Menteri luar negeri Iran justru memperingatkan Tel Aviv jika negara itu melakukan serangan terhadap Iran, maka Teheran akan membalas dengan cara yang keras.
“Jika entitas Israel mengambil langkah atau tindakan apapun terhadap kami, pembalasan kami akan lebih kuat dari yang sebelumnya,” kata Abbas Araghchi, Menteri luar negeri Iran mengutip Al Jazeera.
Araghchi mengatakan serangan Iran terhadap Israel adalah “pembelaan diri yang sah berdasarkan Piagam PBB”.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)