Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Tahun Operasi Banjir Al Aqsa, Abu Obaida: Israel Gagal Paham Sifat Milisi Perlawanan Palestina

Kalau pembunuhan pimpinan Hamas adalah kemenangan Israel, maka seharusnya perlawanan Palestina sudah padam sejak lama.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Satu Tahun Operasi Banjir Al Aqsa, Abu Obaida: Israel Gagal Paham Sifat Milisi Perlawanan Palestina
tangkap layar
Juru bicara Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Palestian di Gaza, Hamas, Abu Obeida. 

Keluarga sandera Israel selama berbulan-bulan rutin menggelar unjuk rasa di jalanan Tel Aviv maupun wilayah lainnya, mendesak Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas demi pembebasan sandera.

Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Mesir-Qatar dan didukung Amerika Serikat (AS), telah mencapai tahap kritis karena Netanyahu ngotot melanjutkan perang di Gaza.

Bahkan, pejabat Israel dan AS sama-sama menyebut Netanyahu berulang kali menyabotase kesepakatan tersebut demi memenuhi ambisinya.

Baca juga: 4 Pemimpin Senior Hizbullah Tersisa di Tengah Serangan Israel, Ada Besan Mendiang Jenderal Iran

Keluarga sandera Israel pun menuding Netanyahu mengabaikan nyawa para sandera untuk mempertahankan posisi politiknya.

"Netanyahu secara sadar memilih untuk mengorbankan nyawa para sandera agar tetap berkuasa," kata keluarga sandera Israel saat unjuk rasa di luar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Sabtu (5/10/2024), dilansir Anadolu Ajansi.

Mereka juga menyatakan, Netanyahu "tidak hanya gagal bertanggung jawab, tapi juga sengaja mengabaikan penderitaan mereka (sandera)."

Tujuan kedua dan ketiga Israel adalah memusnahkan kelompok militan Palestina, Hamas, dan melemahkan kemampuan militernya.

BERITA REKOMENDASI

Israel juga memastikan, Hamas tak akan lagi menjadi ancaman bagi negara itu.

Untuk mengupayakan tujuan tersebut, Benjamin Netanyahu bersikeras memegang posisi strategis Israel di wilayah Philadelphia dan Netzarim di Gaza selatan dan tengah.

Netanyahu juga menegaskan ia tak akan menerima Hamas kembali mengontrol Gaza.

Sementara, Hamas telah menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan tanpa hambatan bagi warga sipil yang mengungsi.

Diketahui, Israel menggunakan poros Netzarim, yang memisahkan Gaza menjadi dua bagian, untuk menghalangi pergerakan warga sipil menuju tempat yang lebih aman.

Baca juga: Iran Sukses Serang Israel, Komandan IRGC Brigjen Hajizadeh Dianugerahi Gelar Ordo Penaklukan

Poros itu, lapor Institute for the Study of War, juga digunakan Israel untuk mengisolasi brigade-brigade Hamas.

Meski demikian, tak diketahui secara pasti apa rencana Netanyahu untuk mencapai tujuan tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas