Sirene Meraung, Rusia Umumkan Keadaan Darurat Lokal setelah Gudang Senjata Meledak Diserang Ukraina
Rusia mengumumkan keadaan darurat lokal untuk wilayah Bryansk, menyusul serangan Ukraina yang menghanguskan gudang senjat di daerah tersebut.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Kim Jong-un secara terbuka menyatakan dukungan penuh dan solidaritas kepada pemerintah, tentara, dan rakyat Rusia dalam melaksanakan operasi militer khusus di Ukraina untuk melindungi kedaulatan, kepentingan keamanan, dan integritas wilayah.
"Kami sangat menghargai dukungan Anda yang konsisten dan tak tergoyahkan untuk kebijakan Rusia, termasuk dalam hal Ukraina," mengutip pernyataan Putin pada awal pembicaraan dengan Kim.
Untuk mendukung kemenangan Rusia dalam menginvasi Ukraina, Korea Utara dilaporkan telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer yang diduga membawa persenjataan ke Rusia.
Menurut laporan yang disampaikan oleh Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan kepada anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat, Kang Dae-sik, kontainer-kontainer itu diperkirakan membawa lebih dari 6 juta peluru artileri kaliber 152 milimeter.
Adapun pengiriman senjata ini berlangsung dalam periode sekitar dua tahun, dilakukan Korut melalui pelabuhan timur Korea Utara, Najin.
"Untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan berlangsung lama di Ukraina, Rusia tampaknya telah bergerak untuk menjadikan Korea Utara sebagai basis pasokan senjata dan amunisi," demikian pernyataan dari lembaga tersebut dikutip dari Yonhap.
Selain mengirimkan pasokan senjata, Presiden Korea Utara, Kim Jong Un dilaporkan mengirim sejumlah pasukan untuk bergabung dengan tentara Rusia bertempur di medan perang di Ukraina.
Pernyataan Pentagon muncul pasca pertemuan antara Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pekan lalu. AS meyakini Rusia dan Korut diam-diam menandatangani perjanjian pertahanan strategis.
Meski Korut telah menyangkal kebenaran isu tersebut, namun AS yakin kedua negara tersebut telah menekan Perjanjian yang memungkinkan Pyongyang untuk mengirimkan unit tempurnya bergabung dengan pasukan Rusia di wilayah Oblast Donetsk.
Sebagai imbalan atas dukungan senjata dari Korea Utara, Rusia dicurigai memberikan bantuan teknologi dalam pengembangan program misil dan satelit mata-mata Korea Utara.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.