Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tembok Markas UNIFIL Lebanon Ambruk Dibuldoser Tentara Israel, Pasukan PBB dalam Bahaya

"Insiden ini menempatkan pasukan penjaga perdamaian PBB dalam bahaya serius," demikian UNIFIL.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tembok Markas UNIFIL Lebanon Ambruk Dibuldoser Tentara Israel, Pasukan PBB dalam Bahaya
UN Photo/Pasqual Gorriz
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL berpatroli di sekitar Tyre di Lebanon Selatan. 

"Seluruh pasukan TNI yang saat ini sedang bertugas di Lebanon Selatan dalam keadaan aman, melakukan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Force Comander Unifil," kata Hariyanto kepada wartawan pada Jumat (11/10/2024).

Dua prajurit TNI tercatat mengalami luka ringan dalam serangan tentara Israel ke markas UNIFIL di Naqoura pada Kamis (10/10/2024).

Kedua prajurit tersebut, kata dia, merupakan bagian dari pasukan perdamaian PBB UNIFIL yang bertugas di bawah mandat PBB.

"Status kedua prajurit TNI (inisial EA & NS yang mengalami luka ringan) dalam peristiwa tersebut di atas, merupakan bagian dari pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) di bawah mandat UN Nomor 1701," kata dia.

"Peristiwa serangan Israel kepada aset UNIFIL sepenuhnya merupakan kewenangan UNIFIL untuk melakukan protes atau keberatan kepada pihak-pihak yang dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap mandat UN 1701," sambung dia.

Ia mengatakan saat ini UNIFIL telah merespons peristiwa tersebut.

"Saat ini UNIFIL secara resmi telah merespon peristiwa tersebut dengan menyatakan agar semua pihak yang bertikai dapat menahan diri, menghormati dan menjamin keamanan seluruh pasukan PBB yang berada di wilayah tersebut," kata dia.

BERITA REKOMENDASI

Keselamatan Pasukan PBB Terancam

Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix mengatakan bahwa posisi pasukan UNIFIL di Lebanon semakin terancam di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Eskalasi tersebut telah menyebabkan sekitar 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon dan menyebabkan kegiatan operasional UNIFIL hampir terhenti sejak 23 September.

"Pasukan UNIFIL semakin dalam bahaya dan terkurung di pangkalan mereka, dan bahwa seorang kontraktor UNIFIL telah tewas," jelas Lacroix di hadapan Dewan Keamanan PBB, dikutip dari The Business Standart.

Atas ketegangan yang meningkat di Lebanon, Lacroix mengatakan UNIFIL telah memutuskan untuk merelokasi 300 pasukan penjaga perdamaian ke pangkalan yang lebih besar untuk sementara waktu demi keselamatan mereka.

Ia juga meminta kepada Lebanon dan Israel untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan 1701.

"UNIFIL diberi mandat untuk mendukung implementasi resolusi 1701, tetapi kita harus menegaskan bahwa para pihak sendirilah yang harus mengimplementasikan ketentuan resolusi ini," katanya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas