AS: Netanyahu Janji Tak Akan Sentuh Fasilitas Nuklir, Gantinya Bakal Targetkan Situs Militer Iran
PM Netanyahu memberikan jaminan kepada pemerintahan Biden bahwa negaranya akan menahan diri untuk tidak menyerang fasilitas nuklir Iran
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Para pejabat Amerika Serikat (AS) meyakini, Israel akan mengubah taktik serangannya, dengan menargetkan infrastruktur militer Iran, sebagai balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober.
Pernyataan itu diungkap setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan jaminan kepada pemerintahan Biden bahwa negaranya akan menahan diri untuk tidak menyerang fasilitas nuklir atau energi Iran.
Sebagai gantinya militer akan melancarkan serangan brutal ke situ-situs militer Iran mulai bulan depan.
“Netanyahu telah mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa Israel akan membatasi serangan balasannya terhadap Iran pada target militer dan akan menghentikan serangan terhadap fasilitas nuklir dan minyak Republik Islam tersebut,” tegas sumber kepercayaan Gedung Putih AS, melansir Haaretz.
Sebelum PM Netanyahu mengubah target serangannya, Pemerintah Biden selama dua minggu terakhir telah menekan Israel untuk melakukan serangan balasan yang lebih terbatas terhadap Iran.
Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah perang skala penuh, serta mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar hingga kenaikan harga energi di pasar global, dampak serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran.
Mengingat Iran merupakan pusat pengembangan nuklir di Timur Tengah, bahkan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengatakan negaranya berada di peringkat lima besar dalam industri nuklir meskipun sudah bertahun-tahun dikenakan sanksi oleh Barat.
Sejauh ini Israel masih belum memberikan tanggapan terkait rencana serangan yang menargetkan situs militer Iran.
Namun, para pejabat Gedung Putih yang enggan disebutkan namanya mengatakan militer Israel siap sedia melakukan serangan sebelum pemilu AS digelar pada 5 November.
Israel Curhat Krisis Senjata
Terpisah, di tengah meningkatnya serangan, Israel mengungkapkan, negaranya saat ini menghadapi penipisan stok amunisi hingga mendesak militernya untuk membatasi penggunaan senjata.
Baca juga: Iran Peringatkan AS agar Tak Kirim Pasukan dan Sistem Penangkis Rudal THAAD di Israel
Tak hanya amunisi, pembatasan juga diberlakukan Militer Israel untuk senjata Iron.
Pengetatan ini dilakukan buntut stok amunisi yang kian menipis, lantaran sejumlah negara sekutu Israel mulai menghentikan ekspor senjata ke Israel di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Khawatir ancaman krisis akan membuat benteng pertahanan Israel runtuh, AS baru-baru ini mengumumkan pengiriman sistem anti rudal canggih Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel.
Pengiriman alat penangkis rudal ini diumumkan langsung oleh Departemen Pertahanan AS setelah Israel sepakat mengubah target serangan ke situs pertahanan Iran.