Barat: Korea Utara Diam-diam Telah Kirim 10.000 Pasukan ke Rusia
Korea Utara mengirim 10.000 pasukan ke Rusia. Apa dampaknya bagi Ukraina?
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang di Ukraina diyakini keberadannya oleh Barat.
Bahkan seorang pejabat Barat menyebutkan bahwa Pyongyang telah mengerahkan sebanyak 10.000 personelnya untuk berperang membela Rusia.
Seorang diplomat Barat, dikutip oleh Kyiv Independent mangatakan, sebanyak 10.000 pasukan Kim Jong Un telah sampai di Rusia. Namun keberadaan dan peran mereka di Rusia belum diketahui.
Seperti diketahui, Ukraina mengklaim telah menewaskan enam perwira asal Pyongyang dalam sebuah serangan di wilayah Donetsk beberapa waktu lalu.
Baca juga: Diterjunkan untuk Bantu Rusia, Tentara Korea Utara Dilaporkan Kabur, 18 Prajurit Sedang Diburu
Namun hal itu langsung dibantah oleh Kremlin.
Ketika Rusia dan Korea Utara memperdalam hubungan militer, diplomat dan pakar Barat menekankan bahwa hal itu menunjukkan meningkatnya kebutuhan Moskow akan sumber daya untuk terus melancarkan perang yang mahal di Ukraina.
"Ini merupakan indikator yang jelas seberapa jauh Rusia dan militernya telah jatuh selama 2,5 tahun terakhir sehingga mereka harus mengemis, meminjam, dan membeli dukungan dari Korea Utara," kata John Foreman CBE, mantan atase pertahanan Inggris di Moskow dari tahun 2019 hingga 2022, kepada Kyiv Independent.Pada 13 Oktober
Pada 13 Oktoiber kemarin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan telah mewaspadai Rusia dan Korea Utara sedang memperdalam aliansi mereka, dengan mengatakan bahwa kemitraan tersebut telah meningkat ke titik di mana Korea Utara mengirim personel ke garis depan Ukraina beserta senjata.
"Ini bukan lagi sekadar tentang mentransfer senjata. Ini sebenarnya tentang mentransfer orang dari Korea Utara ke pasukan militer pendudukan," katanya.
Peringatan tersebut menyusul laporan dari Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-Hyun bahwa Korea Utara kemungkinan akan mengerahkan pasukan reguler ke Ukraina untuk membantu Rusia di garis depan.
Laporan juga telah muncul dalam beberapa hari terakhir bahwa perwira Korea Utara tewas dalam serangan rudal Ukraina di wilayah yang diduduki Rusia.
Kyiv Independent belum dapat memverifikasi laporan ini, yang belum dikonfirmasi di luar satu sumber intelijen pun.
Pejabat Ukraina dan AS mengklaim bahwa Korea Utara telah memasok Rusia dengan rudal balistik dan sejumlah besar peluru artileri sejak musim gugur 2023.
Baca juga: Benarkah F-16 Ukraina Berhasil Tembak Jatuh Su-34 Rusia?
Washington Prihatin
Sementara Washington menyatakan keprihatinannya dengan laporan baru-baru ini bahwa Pyongyang telah mengirim tentaranya untuk bergabung dengan pasukan pendudukan Rusia di Ukraina, kata juru bicara Dewan Nasional Gedung Putih Sean Savett pada 15 Oktober.
"Langkah seperti itu juga akan menunjukkan tingkat keputusasaan baru bagi Rusia karena terus menderita korban yang signifikan di medan perang dalam perang brutalnya melawan Ukraina," kata Savett.
Savett berkomentar bahwa pemindahan tentara akan menandai perubahan signifikan dalam hubungan pertahanan Rusia-Korea Utara.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).