Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komandan IRGC: Israel Akan Dihajar Iran jika Serang Kami, Sistem THAAD AS Tak Berguna

Komandan IRGC Hossein Salami mengatakan Iran akan menghajar Israel jika serang Iran. IRGC tahu kelemahan Israel dan sistem THAAD AS tak berguna.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Komandan IRGC: Israel Akan Dihajar Iran jika Serang Kami, Sistem THAAD AS Tak Berguna
tehrantimes.com
Komandan IRGC Hossein Salami memperingatkan Israel dengan respon menyakitkan jika serang Iran, tegaskan IRGC tahu kelemahan Israel dan sistem pertahanan udara THAAD AS tidak bisa melindungi Israel. 

Sedangkan operasi kedua untuk membalas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza serta pembunuhan pemimpin Hamas, Hizbullah dan petinggi IRGC.

Iran berhasil menembus pertahanan udara Israel dengan meluncurkan lebih dari 200 rudal pada Operasi Janji Sejati dan 180 rudal pada Operasi Janji Sejati 2, seperti diberitakan Al Jazeera.

Kedua serangan balasan itu berhasil menghantam sejumlah target di Israel, namun sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan koalisi pertahanan di kawasan yang dipimpin oleh sekutunya, AS.

Gambar ini menunjukkan proyektil yang dicegat oleh Israel di dekat kota utara Baqa al-Gharbiya pada tanggal 1 Oktober 2024. - Sirene serangan udara berbunyi di Israel tengah pada tanggal 1 Oktober, kata militer, sehari setelah tentara melancarkan operasi darat ke Lebanon selatan yang menargetkan posisi Hizbullah.
Gambar ini menunjukkan proyektil yang dicegat oleh Israel di dekat kota utara Baqa al-Gharbiya pada tanggal 1 Oktober 2024. - Sirene serangan udara berbunyi di Israel tengah pada tanggal 1 Oktober, kata militer, sehari setelah tentara melancarkan operasi darat ke Lebanon selatan yang menargetkan posisi Hizbullah. "Sirene berbunyi di Israel tengah," kata militer, tanpa memberikan rincian tentang area yang terkena dampak. (Photo by Ahmad GHARABLI / AFP) (AFP/AHMAD GHARABLI)

Sebagai informasi, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.

Serangan Israel di Jalur Gaza kini meluas ke Lebanon selatan sejak Israel memulai serangan besar-besaran pada Senin (23/10/2024), yang diklaim menargetkan Hizbullah.

Hizbullah bergabung dengan perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Hamas, sejak 8 Oktober 2023 dengan menargetkan perbatasan Israel.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.409 jiwa dan 99.153 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (16/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Wafa Palestine.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas