1.500 Pasukan Khusus Korut Sudah Ada di Timur Jauh Rusia, Rengekan Ukraina Makin Kencang ke NATO
Sekitar 1.500 pasukan khusus mereka sudah berada di Timur Jauh Rusia yang menjalani pelatihan untuk berperang melawan Ukraina
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ukraina ngotot untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meskipun dalam kondisi perang dengan Rusia.
Kiev juga bermaksud mencabut larangan pembatasan serangan ke wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh sumbangan Barat.
Langkah tersebut menjadi bagian dari rencana kemenangan untuk menghadapi Rusia yang disampaikan oleh Presiden Volodymyr Zelensky kepada parlemen, Rabu (16/10/2024).
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-967: Australia Kirim 49 Tank Abrams, Rusia Klaim Rebut 2 Desa Ukraina
Zelensky tak sudi Donbass jatuh ke Rusia melalui negosiasi. Ia memilih 'menggadaikan' wilayah tersebut kepada Barat untuk dikelola bersama.
Dikutip dari Strana, Zelensky kepada parlemen menyampaikan lima poin rencana kemenangan Ukraina yaitu:
- Bergabung ke NATO bahkan sebelum perang berakhir.
- Melanjutkan operasi di wilayah Rusia dan mencabut pembatasan oleh Barat atas serangan di wilayahnya. Menembak jatuh pesawat Rusia bersama dengan mitra, memperluas penggunaan pesawat nirawak dan rudal Ukraina; akses ke intelijen mitra.
- Penempatan "paket pencegah non-nuklir" strategis NATO di wilayah Ukraina.
- Pengembangan potensi ekonomi-strategis Ukraina dan penguatan sanksi terhadap Federasi Rusia.
- Setelah perang, militer Ukraina dapat menggunakan pengalaman mereka untuk memperkuat pertahanan NATO dan Eropa. Kontingen AS di Eropa dapat digantikan oleh militer Ukraina.
Zelensky mengungkapkan pada poin kedua, ketiga, dan keempat memiliki lampiran rahasia yang disampaikan kepada mitra tetapi dirahasiakan kepada pihak lain.
"Semakin jarang kata 'Ukraina harus menang'. Kemenangan telah menjadi kata yang tidak mengenakkan bagi sebagian orang," kata Zelensky.
Demikian juga dengan para sekutu yang selama ini mendukungnya. Menurut Zelensky, negara-negara Barat kini makin banyak yang bicara mengenai negosiasi di balik layar.
Zelensky menegaskan tidak menerima usulan negosiasi, karena akan merugikan negaranya. Ia menjelaskan bahwa jika terjadi negosiasi maka sebagian dari wilayah Donbass di timur Ukraina akan dicaplok oleh Rusia.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-967: Australia Kirim 49 Tank Abrams, Rusia Klaim Rebut 2 Desa Ukraina
Padahal wilayah tersebut memiliki sumber daya alam yang sangat besar dengan kandungan uranium, titanium, litium, dan grafit.
"Sumber daya strategis Ukraina senilai triliunan dolar akan memperkuat Rusia."
Zelensky bahkan menawarkan kepada negara Barat, untuk bersama-sama melindunginya dan mendapatkan uang darinya.
Ia menegaskan bahwa invasi Rusia bertujuan untuk merebut Donbass yang kaya akan sumber daya alam.
"Dan ini adalah kesempatan kita untuk pertumbuhan ekonomi, memperkuat Uni Eropa demi otonomi ekonomi dan keamanan. Dan ini adalah kesempatan bagi Amerika Serikat dan mitra dari G7 untuk bekerja sama dengan Ukraina, yang dapat memberikan keuntungan investasi," kata Zelensky.