Hamas Buka Suara tapi Tak Konfirmasi Kematian Yahya Sinwar
Kelompok bersenjata yang menguasai Jalur Gaza, Hamas akhirnya buka suara terkait kematian Kepala Biro Politiknya, Yahya Sinwar.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
5. Dikatakan juga bahwa angkatan udaranya melakukan sekitar 150 serangan terhadap lokasi di Jalur Gaza dan Lebanon pada hari Kamis (17/10/2024).
Reaksi Dunia atas Kematian Yahya Sinwar
Dikutip dari berbagai sumber, sejumlah pemimpin dunia bereaksi atas terbunuhnya Sinwar.
1. Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menggambarkan tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam serangan Israel sebagai hari baik bagi dunia.
"Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia," kata Biden dalam sebuah pernyataan tertulis, dikutip dari AFP, Kamis (17/10/2024).
Ia juga mengatakan kematian Yahya Sinwar menyingkirkan hambatan utama bagi gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan di Gaza.
"Yahya Sinwar adalah hambatan tak teratasi untuk mencapai semua tujuan itu. Hambatan itu kini tidak ada lagi. Namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Biden dalam pernyataannya, dikutip dari CNN.
Sedangkan Wakil Presiden AS, Kamala Harris menyebut kematian Sinwar sebagai kesempatan untuk "mengakhiri perang di Gaza."
"Keadilan telah ditegakkan," ujar Harris kepada wartawan.
Sebagaimana diketahui, Sinwar diklaim bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober ke Israel, yang sampai saat ini belum usai.
2. Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel telah "menyelesaikan perhitungan" dengan Sinwar.
Namun, Tel Aviv menegaskan bahwa "perang belum berakhir."
Netanyahu dalam pidato televisinya menyatakan bahwa "cahaya mengalahkan kegelapan" di wilayah tersebut.
Ia menyebut kematian Sinwar adalah "tonggak penting" dalam penurunan kekuatan Hamas.
Menurut Netanyahu, Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza.