Kemlu RI Kutuk Serangan Israel di Gaza, Termasuk Pembakaran Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia
Indonesia mengutuk keras serangan Israel di Jalur Gaza bagian utara, termasuk pembakaran Rumah Sakit Indonesia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
"Bahkan pilihan untuk memprioritaskan yang terluka tidak lagi tersedia, karena banyak dari yang terluka dibiarkan mati kehabisan darah kemarin karena banyaknya korban," kata Kementerian tersebut.
Keterangan Warga
Seorang warga bernama Yousri Qarmout (37) mengatakan kepada The National bahwa pasukan Israel membakar gedung-gedung di Beit Lahia tempat orang-orang berlindung.
"Pendudukan tidak berhenti menggunakan taktik pembakaran dan pembongkaran selama operasi ini," ujarnya.
"Setiap hari, kami melihat gumpalan asap mengepul di mana-mana."
“Kemarin, tentara Israel membakar banyak gedung di sekitar Rumah Sakit Indonesia, daerah yang terkenal dengan banyak tempat berlindung."
"Kebakaran belum berhenti, dan asap mencapai sebagian besar wilayah Gaza Utara, sementara suara ledakan terus berlanjut tanpa henti.”
Iman Wadi (31), seorang pengungsi Palestina, harus melarikan diri dari salah satu tempat penampungan di sekitar Rumah Sakit Indonesia.
Ia tiba di kota Gaza bersama ibu, anak, dan tiga saudara perempuannya pada Sabtu (19/10/2024) malam setelah pasukan Israel menyerbu tempat penampungan mereka.
"Para tentara tiba pada Sabtu dini hari," kata Wadi kepada The National.
"Dua jam kemudian, mereka memerintahkan semua pemuda dan anak laki-laki berusia di atas 10 tahun untuk turun dari kamar ke halaman."
"Tentara Israel membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui dengan todongan senjata, memukuli, dan menyiksa mereka."
Baca juga: Viral Video Mengharukan Bocah Perempuan Gaza Bertelanjang Kaki Kelelahan Gendong Balita Sakit
Ayah, saudara laki-laki, dan suami Wadi termasuk di antara mereka yang ditahan.
"Mereka membakar tempat penampungan di dekat Rumah Sakit Indonesia dan memperingatkan kami untuk tidak melihat ke kanan atau ke kiri, atau nyawa kami akan terancam," katanya.
Saat ini, ratusan ribu orang di Gaza Utara masih terkepung.