Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gelap Mata, Israel Juga Berperang Melawan PBB

Padahal, PBB ikut andil dalam pembentukan negara Israel pada 1948. Kini, Israel justru memerangi lembaga dunia yang telah membantunya menjadi negara.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Gelap Mata, Israel Juga Berperang Melawan PBB
X/Twitter
Israel Kembali Serang Markas Besar UNIFIL pada Jumat (11/102024) 

Gelap Mata, Israel Juga Berperang Melawan PBB

TRIBUNNEWS.COM - Keterlibatan dalam banyak konflik sepertinya membuat banyak petinggi Israel gelap mata dan mulai menyerang secara membabi buta.

Belakangan, pasukan Israel juga menyerang Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dalam agresi militer darat mereka dengan dalih memukul mundur kelompok Hizbullah dari garis perbatasan.

"Serangan Israel terhadap menandai memburuknya hubungan yang telah sulit sejak berdirinya Israel pada tahun 1948," tulis ulasan Al Jazeera, Jumat (25/10/2024).

Baca juga: Pasukan Israel Serbu Lebanon Selatan, Bagaimana Nasib WNI dan Ribuan Prajurit TNI di UNIFIL?

Menurut laporan UNIFIL yang bocor ke publik, Israel telah menyerang posisi PBB sebanyak 12 kali, bahkan terkadang menggunakan fosfor putih terhadap tentara yang diamanatkan oleh masyarakat internasional untuk menjaga perdamaian.

Seorang juru bicara UNIFIL mengonfirmasi serangan tersebut, dengan mengatakan: “Sejak [tentara Israel] memulai serangan ke Lebanon pada tanggal 1 Oktober, UNIFIL telah mencatat sekitar 25 insiden yang mengakibatkan kerusakan pada properti atau tempat PBB,” merujuk pada jumlah antara tanggal 1 dan 20 Oktober.

Juru bicara tersebut mengatakan sebagian besar sumber serangan itu adalah tembakan atau manuver provokatif pasukan Israel

BERITA REKOMENDASI

Namun, serangan lainnya berasal dari sumber yang tidak diketahui, imbuhnya.

“Lima pasukan penjaga perdamaian terluka dalam tiga insiden terpisah di markas besar kami, dan 15 pasukan penjaga perdamaian menderita gejala setelah menghirup asap yang tidak diketahui yang dikeluarkan oleh IDF (tentara Israel) di Ramyah pada 13 Oktober, yang menyebabkan iritasi kulit dan gejala gastrointestinal,” katanya.

Tanpa kemampuan pengujian, juru bicara itu menambahkan, UNIFIL tidak dapat mengidentifikasi jenis asap apa yang digunakan dalam serangan.

Diketahui, Israel telah menuntut PBB untuk menarik pasukannya dari wilayah yang telah diinvasinya, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa Hizbullah menggunakan UNIFIL sebagai “perisai manusia” .

Namun, UNIFIL telah menekankan kalau mereka akan tetap berada di Lebanon di bawah mandat PBB, yang mencakup penegakan Garis Biru yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.


Mandat tersebut ditetapkan pada tahun 2000 dan diperkuat oleh Resolusi PBB 1701 pada tahun 2006.

“Peran kami dalam memantau dan melaporkan pelanggaran Resolusi 1701 lebih penting dari sebelumnya,” kata juru bicara tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas