Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Muncul di Depan Umum setelah Media AS Melaporkannya Sakit Keras
Hanya berselang sehari setelah media Amerika melaporkan Ali Khamenei sakit keras, kini pemimpin tertinggi Iran itu justru muncul di depan publik.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Pada usia empat tahun, bersama kakak laki-lakinya Sayyid Muhammad, ia dikirim ke sekolah kuno (Maktab) untuk belajar huruf dan Al-Qur'an.
Ali Khamenei menghabiskan studi seminari tingkat dasar dan lanjutan di hawza Masyhad, di bawah bimbingan mentor seperti Sheikh Hashem Qazvini dan Ayatollah Milani.
Pada 1958, dia menetap di Qom kemudian mengikuti kelas kelas Seyyed Hossein Borujerdi dan Ruhollah Khomeini.
Seperti banyak ulama lain yang aktif secara politik pada saat itu, Khamenei lebih banyak terlibat dalam politik dibandingkan dengan ilmu agama.
Ali Hosseini Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi Iran saat ini.
Sebagai seorang tokoh agama yang penting, Ali Khamenei umumnya disapa dengan gelar kehormatan "ayatollah."
Ali Khamenei pernah menjabat sebagai Presiden Iran pada tahun 1981-1989.
Pada tahun 2010, Forbes mendaftarkan Khamenei sebagai salah satu “Orang Paling Berpengaruh di Dunia”.
Majalah Time juga menobatkannya sebagai salah satu dari “Time 100" pada tahun 2007.
Ali Khamenei adalah tokoh kunci dalam Revolusi Islam tahun 1979 dan orang kepercayaan Ruhollah Khomeini, Pemimpin Tertinggi Iran sebelumnya.
Ali Khamenei terpilih sebagai presiden Iran setelah pembunuhan presiden sebelumnya, Mohammad-Ali Rajai pada tahun 1981.
Baca juga: Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei Target Israel Berikutnya Setelah Yahya Sinwar
Dengan suara terbanyak, Ali Khamenei menjadi ulama pertama yang menjabat sebagai Presiden Iran.
Dalam pidato pengukuhannya sebagai presiden, ia berjanji untuk memberantas “penyimpangan, liberalisme, dan kelompok kiri yang dipengaruhi Amerika.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)