Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diguyur Bom dari Udara, Kenapa Jet-Jet Iran Tak Kejar Pesawat Tempur Israel Saat Diserang?

ketergantungan Iran pada pertahanan udara berbasis darat sebagian besar disebabkan oleh terbatasnya persediaan pesawat tempur modern.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Diguyur Bom dari Udara, Kenapa Jet-Jet Iran Tak Kejar Pesawat Tempur Israel Saat Diserang?
HandOut/IST
Rudal-rudal balistik Iran yang juga digunakan untuk menangkis serangan Israel. Saat serangan Israel terjadi Sabtu (26/10/2024), Iran memang mengandalkan sistem pertahanan udara mereka yang ada di darat ketimbang menggunakan jet-jet tempur di udara. 

Perlu dicatat, Iran telah mewanti-wanti negara tetangga sekitarnya untuk tidak memberi Israel izin untuk menggunakan ruang darat dan udara mereka saat menyerang Iran.

Negara-negara tersebut disebutkan memenuhi komitmennya dengan melarang Israel memasuki wilayah mereka saat menyerbu Iran.

Baca juga: Ratusan Jet Israel Tempuh 2.000 Km ke Iran, Yordania Bantah Lewat Wilayah Udaranya

Namun, tanpa Izin, Israel rupanya tetap menggunakan wilayah udara negara tetangga Iran untuk menyerang, Sabtu kemarin.

Negara tersebut adalah Irak.

Sebuah pesawat tanker bahan bakar Boeing 707 IAF dan beberapa jet tempur F-35 dan F-15 melakukan latihan di lepas pantai Israel pada 15 Agustus 2024.
Sebuah pesawat tanker bahan bakar Boeing 707 IAF dan beberapa jet tempur F-35 dan F-15 melakukan latihan di lepas pantai Israel pada 15 Agustus 2024. (Israel Defence Forces/Times of Israel)

Irak Ajukan Protes Resmi ke PBB

Irak pada Senin mengatakan mereka telah mengajukan nota protes resmi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa atas "pelanggaran mencolok" oleh Israel di wilayah udaranya sebagai bentuk serangan terhadap Iran.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara pemerintah Basim Alawadi mengatakan nota protes tersebut mengutuk "pelanggaran mencolok terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak" oleh Israel dengan menerbangkan jet tempurnya di atas negara itu untuk menyerang Iran pada tanggal 26 Oktober.

Menurut pernyataan tersebut, Perdana Menteri Mohammed Shia Al-Sudani memerintahkan Kementerian Luar Negeri "untuk berkomunikasi dengan pihak Amerika mengenai pelanggaran ini, sesuai dengan ketentuan Perjanjian Kerangka Strategis bilateral, dan komitmen AS terhadap keamanan dan kedaulatan Irak."

Berita Rekomendasi

"Pemerintah Irak menegaskan kembali komitmen teguhnya terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Irak dan berupaya di semua tingkatan untuk melawan pelanggaran ini," kata juru bicara tersebut.

Ia menekankan bahwa Irak tidak akan mengizinkan penggunaan wilayah udaranya atau daratannya untuk melakukan serangan terhadap "negara lain, khususnya negara tetangga yang memiliki rasa saling menghormati dan kepentingan yang sama dengan Irak."

Israel melancarkan tiga gelombang serangan udara terhadap target militer di Teheran dan Iran barat Sabtu pagi.

Angkatan bersenjata Iran mengatakan meskipun sebagian besar rudal dicegat oleh sistem pertahanan udara, beberapa menyebabkan "kerusakan terbatas," yang mengakibatkan kematian lima orang, termasuk empat tentara.

Diklaim bahwa jet tempur Israel menggunakan wilayah udara yang dikendalikan oleh AS di Irak untuk meluncurkan rudal jarak jauh dengan "hulu ledak ringan" ke lokasi militer Iran dari sekitar 100 kilometer di luar perbatasan Iran.

Serangan Israel terjadi beberapa minggu setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap sasaran di Tel Aviv dalam apa yang dikatakannya sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah , kepala Hamas Ismail Haniyeh , dan komandan Korps Garda Revolusi Islam Abbas Nilforoushan .

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada hari Minggu bahwa negaranya tidak menginginkan perang tetapi akan membela rakyatnya dan menanggapi serangan terbaru Israel secara "proporsional".

 

(oln/BM/*)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas