Siapa Naim Qassem yang Terpilih Jadi Sekjen Baru Hizbullah? Benarkah Mau 'Berdamai' dengan Israel?
Naim Qaseem, yang sering disebut sebagai "Nomor Hizbullah 2", akan menggantikan mantan kepala Hassan Nasrallah. Dia mau berdamai dengan Israel?
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dia juga mengambil posisi yang menonjol di Dewan Syura Hizbullah, badan eksekutif organisasi, di mana dia mengawasi operasi pemerintah dan paramiliter.
Keterlibatannya dalam lingkup ganda ini menggarisbawahi pengaruhnya dalam senjata politik dan operasional Hizbullah.
Naim Qassem yang berusia 71 tahun sering disebut sebagai “nomor dua” Hizbullah.
Selain peran kepemimpinannya, Qaseem dikenal karena tulisan-tulisannya.
Fasih dalam bahasa Prancis, ia menulis "Hizbullah: The Story from Within," yang merinci dasar dan ideologi Hizbullah.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam enam bahasa, termasuk bahasa Arab, Inggris, dan Farsi, yang mencerminkan jangkauan internasional karya dan pemikirannya.
Benarkah Naim Qaseem Ingin Gencatan Senjata dengan Hizbullah?
Saat masih menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah di awal agresi Israel ke Lebanon Selatan, sekitar sebulan yang lalu, Naim Qassem menyatakan kalau Hizbullah tetap mampu melakukan serangan menyakitkan terhadap Israel meskipun mengalami sejumlah pukulan oleh serangan dari Israel baru-baru ini.
Selain menghancurkan sejumlah fasilitas Hizbullah, serangan Israel juga membunuh sejumlah tokoh penting gerakan perlawanan Lebanon tersebut.
Pun, pada awal Oktober Qassem memastikan perlawanan terhadap Israel akan terus berlanjut.
Pidato itu dilakukan pasca-serangan besar Hizbullah ke Haifa, Israel seminggu setelah IDF melancarkan agresi militer darat ke Lebanon Selatan.
Rudal-rudal tersebut diluncurkan “Untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza dan sebagai bentuk solidaritas atas perlawanan mereka yang gagah berani dan terhormat, dan untuk membela Lebanon dan rakyatnya, dan sebagai tanggapan atas pelanggaran brutal Israel terhadap kota-kota, desa-desa, dan warga sipil,” kata gerakan itu .
Times of Israel saat itu melaporkan 100 roket ditembakkan ke Haifa dalam serangan terberat di kota itu sejak dimulainya perang antara Hizbullah dan Israel, yang dimulai tepat satu tahun lalu.
Akibat serangan itu, Saluran 12 Israel melaporkan kerusakan pada gedung bertingkat di Kiryat Yam, yang terletak di Teluk Haifa.
Adapun Israel telah mengebom pinggiran selatan Beirut, tempat Hizbullah bermarkas besar, hampir setiap malam sejak 23 September.