Krisis Pasukan, Ukraina Tambah 160.000 Personel Hingga Tiga Bulan ke Depan
Perekrutan tersebut sangat mendesak untuk memerangi pasukan Rusia yang terus merebut wilayah negara itu.
Editor: Hendra Gunawan
Pejabat Ukraina yang tidak mau disebut namanya oleh El Pais mengatakan bahwa permasalahan Ukraina bukanlah senjatanya, namun personelnya.
"Senjata bantuan Barat sangat banyak, tetapi orang-orangnya tak mau berperang melawan Rusia," ujar sumber tersebut.
"Tidak seorang pun ingin pergi ke tentara. Brigade memberi tahu kami bahwa mereka tidak dapat bergiliran, mereka kelelahan. Tidak akan ada orang untuk bertempur segera," tambahnya.
Sementara prajurit-prajurit yang berada di garis depan, jelas El Pais, mengaku telah mengalami demoralisasi.
Mereka mengeluhkan tidak terjadinya rotasi pasukan sehingga mengalami kelelahan akut.
Para pejabat Ukraina telah lama membunyikan peringatan tentang menipisnya jajaran militernya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, awal tahun ini Kiev menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun, dan secara signifikan memperketat aturan mobilisasi.