Drone AI Terbang Tanpa Pilot dalam Operasi Khusus Ukraina untuk Serang Target Rusia
Ukraina kini menggunakan AI dalam peluncuran drone-nya. Dalam operasi khusus, drone AI mampu menempus target yang dilindungi pengganggu sinyal.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Baik Rusia dan Ukraina meningkatkan produksi drone mereka hingga jutaan unit per tahun.
Menurut laporan, tingkat keberhasilan serangan target sebagian besar unit FPV telah turun menjadi 30 persen-50 persen, sementara untuk pilot baru, tingkat keberhasilannya bisa serendah 10 persen.
Gangguan sinyal menjadi masalah utamanya.
Beberapa ahli percaya bahwa drone FPV yang dioperasikan AI dapat mencapai tingkat serangan sekitar 80%.
Samuel Bendett, asisten peneliti senior di Center for a New American Security, lembaga pemikir yang berbasis di Washington, mengatakan:
"Pada titik konflik ini, kami melihat penerapan teknologi ini dalam skala kecil karena banyak pengembang mencoba memposisikan diri dan drone mereka sebagai solusi yang tepat."
"Saat ini, solusinya relatif sederhana dan sering kali didasarkan pada teknologi komersial yang telah tersedia bahkan sebelum perang, tetapi fitur yang lebih rumit juga ada."
Ukraina juga menggunakan drone pencegat untuk melumpuhkan sejumlah besar drone pengintai kamera Rusia.
Drone pengintai tersebut membantu artileri dan rudal Rusia menargetkan serangan terhadap target Ukraina di belakang garis pertahanan.
Dmytro Vovchuk, kepala operasi NORDA Dynamics, sebuah perusahaan Ukraina yang membuat perangkat lunak untuk drone, mengatakan bahwa mereka telah membuat produk yang menggunakan visi komputer, sejenis teknologi AI, untuk memandu drone penyerang menuju target mereka.
Perangkat lunak tersebut memungkinkan pilot untuk memilih target melalui kamera drone, dan pesawat tersebut akan menyelesaikan sisa penerbangan ke target tersebut secara otomatis.
Baca juga: Pabrik Drone Baykar Turki di Ukraina Jadi Musim Gugur, Siap Berproduksi Agustus 2025
NORDA Dynamics telah menjual lebih dari 15.000 unit perangkat lunak penargetan otomatisnya kepada produsen drone, di mana lebih dari 10.000 di antaranya telah dikirimkan.
Meskipun jumlah tersebut merupakan angka yang besar, itu masih merupakan sebagian kecil dari empat juta drone yang menurut Ukraina kini dapat diproduksi setiap tahunnya.
Vovchuk mengatakan bahwa serangan tidak selalu dapat dipastikan secara visual karena banyaknya sistem peperangan elektronik di sekitar target bernilai tinggi.
"Dari apa yang telah kami lihat, tiga tank Rusia benar-benar hancur oleh sistem kami, begitu pula banyak serangan terhadap target logistik," katanya.
"Terhadap target-target yang dilindungi oleh peperangan elektronik, sistem AI ini telah memungkinkan serangan terhadap target yang sebelumnya tidak efektif."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)