Panglima Syrsky Akui Ukraina Sedang Hadapi Serangan Terkuat Rusia Sejak Invasi Dimulai
Panglima Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Oleksandr Syrsky mengakui Ukraina terus mengalami tekanan berat dari Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Panglima Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Oleksandr Syrsky mengakui Ukraina terus mengalami tekanan berat dari Rusia.
Pasukan Vladimir Putin kini terus mengalami kemajuan mendorong tentara Ukraina jauh lebih ke dalam.
"Saat ini, Angkatan Bersenjata Ukraina menahan salah satu serangan Rusia terkuat sejak dimulainya invasi besar-besaran tahun 2022", tulis Syrsky di Telegram dikutip dari Russia Today, Minggu (3/11/2024).
Baca juga: AS Pertimbangkan Tawaran Sekutu NATO untuk Menembak Jatuh Rudal Rusia di Atas Langit Ukraina
Syrsky juga menyampaikan hal sama saat pertemuan dengan Kepala Staf Ceko Letnan Jenderal Karel Rehka pada Sabtu (2/11/2024).
Ia menekankan bahwa unit-unit Ukraina selalu membutuhkan pengisian ulang sumber dayanya.
Sejumlah media Barat mengabarkan bahwa invasi Ukraina ke Kursk, Rusia, pada Agustus lalu justru menjadi blunder bagi Presiden Volodymyr Zelensky.
Berharap dapat menyandera provinsi di perbatasan dengan Ukraina itu, langkah tersebut justru membuat Kiev semakin lemah di di wilayah Donbass.
Rusia semakin leluasa menyerang Donetsk dan oblast lainnya yang telah ditinggalkan pasukan khusus mereka ke Kursk. Kiev pun semakin kewalahan.
Rusia memanfaatkan keunggulan jumlah personel dan senjata untuk menyerang Donbass. Ribuan rudal, drone dan bom berpemandu terus dijatuhkan ke wilayah infrastruktur militer dan energi setiap harinya. Markas-markas tentara juga tidak lepas dari serangan.
Baca juga: Drone AI Terbang Tanpa Pilot dalam Operasi Khusus Ukraina untuk Serang Target Rusia
Sejumlah kota strategis seperti Ugledar kini telah diambil alih oleh Rusia. Satu persatu wilayah pun telah jatuh.
Tentara Rusia terus mendapatkan lebih banyak wilayah dalam beberapa bulan terakhir, merebut kota pertambangan Ugledar yang dijaga ketat pada bulan Oktober.
Sementara di Kursk, Moskow juga telah melancarkan serangan yang bertujuan untuk mendorong pasukan Ukraina keluar dari Wilayah Kursk.
Kepada delegasi Ceko, Jenderal Syrsky mengatakan bahwa militer Ukraina kini kekurangan pasukan dan senjata.