Kiev Butuh 500.000 Tentara Baru: 'Tanpa Rekrut Wanita, Ukraina Akan Kalah'
Krisis pasukan tersebut yang menyebabkan banyak kekalahan di sejumlah peperangan. Beberapa kota Ukraina akhirnya lepas ke tangan Rusia tanpa perlawana
Editor: Hendra Gunawan
Bezuglaya mencatat bahwa ia telah berulang kali mengajukan proposal ini kepada komite pertahanan Verkhovna Rada, tetapi pemerintah dan para jenderal menolaknya.
“Ini paradoks,” tulisnya. “Kementerian Pertahanan telah gagal dalam kebijakan mobilisasi, para jenderal benar-benar menghancurkan prajurit mereka dengan keputusan yang tidak dipikirkan dengan matang, tetapi topik ini tidak diangkat – terlalu sensitif, Anda tahu. Mungkin perempuan yang dimobilisasi akan menertibkan kekacauan ini.”
Perekrutan Wanita Bisa Selamatkan Eropa
Sementara mantan Panglia Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi mengatakan bahwa perekrutan wanita menjadi anggota militer sanga dimungkinkan.
Bahkan mereka juga bisa turut bergabung angkat senjata di garis depan.
"Jika perlu bagi kami untuk merekrut wanita untuk menyelamatkan Eropa dari perang, kami pasti akan melakukannya," kata Jenderal Valerii Zaluzhnyidikutip dari Newsweek bulan lalu.
Zaluzhny yang kini menjabat sebagai duta besar untuk Inggris tersebut mengatakan, melibatkan wanita tersebut bisa mencegah peperangan dengan skala besar.
Meski hingga kini Presiden Zelensky belum mewajibkan wanita ikut mobilisasi, namun puluhan ribu wanita sudah bertugas di militer Ukraina, dengan peningkatan tajam jumlah wanita di militer selama tiga tahun terakhir.
Meskipun Kiev tidak memiliki wajib militer wajib bagi wanita, mereka yang memiliki gelar kedokteran harus mendaftar ke cabang militer setempat.
Butuh 500.000 Tentara
Ukraina sangat tertutup dengan jumlah pasukan yang ada saat ini, namun anggota parlemen Roman Kostenko mengatakan, setidaknya negara itu butuh 500.000 pasukan baru yang fresh.
Sementara untuk garis depan, Kiev setidaknya butuh 300.000 serdadu. Saat menjabat sebagai panglima, Jenderal Zaluzhny pada akhir 2023 lalu juga sempat mengajukan perekrutan 500.000 tentara.
“Zaluzhny tidak mengambil angka-angka itu secara acak. Saya agak setuju dengannya di sini bahwa bagaimanapun juga, jumlah tersebut lebih relevan daripada apa yang telah kita kumpulkan, daripada apa yang diberitahukan kepada kita sebelumnya, bahwa kita tidak membutuhkan sebanyak itu,” kata Kostenko.