Ini Dia Konsekuensi Jika Donald J Trump Kembali Jadi Presiden AS
Trump diramalklan akan merebut minimal 281 electoral college vote. Sementara Kamala Harris memperoleh minimal 257 electoral vote.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Pemungutan suara telah ditutup pada Rabu pagi (6/11/2024) pukul 06.00 waktu Indonesia, atau pukul 18.00 waktu New York atau standar timur Amerika.
Dampak ke Eropa
Kemenangan Donald Trump dan kembalinya tokoh eksentrik itu ke Gedung Putih memang akan mengubah banyak hal geopolitik dunia.
Terutama dalam konteks konflik di Eropa, Timur Tengah, dan ketegangan di Asia Pasifik terkait sengketa Taiwan dan Semenanjung Korea.
Bagi Eropa, kemenangan Trump dan Republik berarti akan ada perubahan dalam dukungan politik dan militer AS untuk Ukraina.
Sementara bagi Kremlin, mereka tetap skeptis jika pengusaha kaya itu terpilih lagi. Perubahan kepemimpinan Gedung Putih dianggap tidak akan banyak berdampak bagi Rusia.
Menurut laporan terbaru Financial Times, Eropa benar-benar bersiap menghadapi kemungkinan runtuhnya hubungan transatlantik jika Trump yang menang.
Mereka waspada terhadap kemungkinan perubahan orientasi Gedung Putih terhadap Ukraina. Karena alasan ini, pejabat Eropa telah berupaya menyetujui paket bantuan sebelum pemilihan AS.
Kolumnis geopolitik di Kairo Mesir, Ahmed Adel, menulis di Southfront.press, komando NATO yang baru juga telah mengambil alih beberapa tanggung jawab Pentagon dalam mengoordinasikan bantuan militer ke Kiev.
Menurut anggota parlemen Jerman Thomas Erndl, Eropa kini harus mengambil lebih banyak tanggung jawab atas keamanannya sendiri.
Presiden AS Joe Biden menurutnya mungkin presiden AS terakhir yang benar-benar transatlantik dalam pengertian tradisional, dalam hal karakter dan kariernya.
Para pejabat Eropa mengakui hilangnya dukungan AS di sektor pertahanan akan menjadi pukulan telak bagi blok tersebut.
Publikasi tersebut mengatakan mereka juga telah menyiapkan rancangan tarif perdagangan balasan jika Trump mulai mengenakan tarif pada barang-barang UE lagi.
Media Inggris Financial Times melaporkan pada akhir Juli, Uni Eropa sedang mengembangkan strategi perdagangan jika Trump memenangkan pemilihan.