Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Isyaratkan Serangan Besar ke Iran, Teheran Bangun Terowongan Bawah Tanah Tembus Rumah Sakit

Iran sedang membangun terowongan pertahanan bawah tanah di jantung ibu kota Teheran dalam persiapan menghadapi serangan besar Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Israel Isyaratkan Serangan Besar ke Iran, Teheran Bangun Terowongan Bawah Tanah Tembus Rumah Sakit
crecg.com
Ilustrasi sebuah terowongan besar di Teheran, Ibu Kota Iran. Israel menyiratkan akan melancarkan serangan besar ke Iran dalam eskalasi dan siklus serang-menyerang yang terjadi imbas perang Gaza yang berlarut. 

"Rentetan rudal lainnya menargetkan pemukiman Kiryat Shmona di bagian utara wilayah yang diduduki Jumat pagi," menurut pernyataan Hizbullah.

Di sisi lain, Israel juga makin gencar melancarkan serangan udara ke wilayah Lebanon.

Tiga orang, termasuk seorang paramedis, tewas dalam serangan Israel di Lebanon.

Serangan balasan Hizbullah terjadi ketika Israel terus melakukan serangan terhadap berbagai wilayah di Lebanon, termasuk Desa Harbata di Kegubernuran Baalbek-Hermel, dan Shebaa, Kfar Melki, Kfar Hatta, Kfar Dajjal, Shehabiye, dan Kfar Tebnit di Lebanon selatan.

Rudal-rudal Iran dipamerkan di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran barat selama unjuk rasa untuk memperingati ulang tahun ke-45 Revolusi Islam Iran 1979, pada 11 Februari 2024.
Rudal-rudal Iran dipamerkan di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran barat selama unjuk rasa untuk memperingati ulang tahun ke-45 Revolusi Islam Iran 1979, pada 11 Februari 2024. (Saman / Middle East Images / Middle East Images via AFP)

Iran Ulangi Ancaman ke Israel

Adapun Iran mengulangi ancamannya, meminta Israel bersiap menghadapi serangan besar sebagai balasan atas serangan militer Israel (IDF) terhadap Iran bulan lalu.

"Zionis tidak punya kekuatan untuk menghadapi kita dan mereka harus menunggu tanggapan kita depot kita punya cukup senjata untuk itu," ujar wakil kepala Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Ali Fadavi, dikutip dari Ynet.

Ancaman itu dilontarkan pemerintah Iran sesaat setelah Donald Trump mengklaim kemenangan sebagai presiden terpilih AS ke 47 untuk periode 2024-2028.

Berita Rekomendasi

Para pejabat Barat memprediksi Trump mungkin menerapkan sanksi lebih berat pada Iran dan mendorong Israel untuk menargetkan situs nuklir negara tersebut.

Tak hanya itu kemenangan Trump diproyeksikan bakal membawa banyak dukungan bagi Israel dalam melancarkan serangan di Timur Tengah.

Menanggapi komentar tersebut, pemerintah Iran justru menganggap remeh hasil pemilihan Presiden AS, dengan mengatakan bahwa hasil pemilu tersebut tidak penting.

Kepada kantor berita lokal semi-resmi Tasnim, juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, menegaskan siapapun yang memenangi Pilpres AS hal tersebut tak akan membuat  kebijakan umum Iran berubah.

"Pemilu AS bukan urusan kami. Kebijakan kami stabil dan tidak berubah berdasarkan individu. Kami telah membuat prediksi yang diperlukan sebelumnya dan tidak akan ada perubahan dalam mata pencaharian masyarakat," kata Mohajerani.

Iran Kebal Hukum

Sebelum sanksi diberlakukan, pada 2018 silam, Trump pernah mengambil sikap keras untuk Iran dengan memberlakukan hukuman yang berdampak pada ekspor minyak Iran.

Membuat pendapatan pemerintah anjlok hingga mendorong lonjakan inflasi tahunan Iran mendekati 40 persen.

Baca juga: Iran Tegaskan Kemenangan Trump Tak Akan Pengaruhi Kebijakan Negaranya

Meski begitu Mohajerani menegaskan, Iran saat ini sudah cukup kebal dengan sanksi apapun. Menurutnya, Teheran siap dalam menjalani sanksi terbaru bila Trump menjatuhkannya kembali.

"Pada dasarnya, kami tidak melihat adanya perbedaan antara kedua orang ini (Trump dan Harris). Sanksi telah memperkuat kekuatan internal Iran dan kami memiliki kekuatan untuk menghadapi sanksi baru," tambahnya.

Respon Hamas dan Hamas Atas Kemenangan Trump

Senada dengan Pemerintah Iran, militan sayap Hamas juga menganggap skeptis kemenangan Donald Trump di Pilpres AS.

Hamas mengatakan AS di bawah Trump, harus mengakhiri 'dukungan buta' mereka terhadap Israel dalam perang yang berkecamuk di Jalur Gaza selama setahun terakhir.

Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Hamas, Bassem Naim, yang merupakan anggota biro politik Hamas.

"Dukungan buta terhadap entitas Zionis ini harus diakhiri karena ini mengorbankan masa depan rakyat kita dan keamanan, serta stabilitas kawasan," ucap Naim

Sementara itu, Hizbullah mengatakan hasil pemilihan presiden AS tidak akan berdampak pada kemungkinan kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang Israel-Hizbullah.

Pemimpin Hizbullah Naim Qassem menyebut puluhan ribu pasukannya siap melawan Israel.

Dia mengatakan hasil Pemilu Amerika Serikat (AS) tidak akan berpengaruh pada perang di Lebanon.

"Kami memiliki puluhan ribu pejuang perlawanan terlatih yang siap berperang," kata Naim Qassem dilansir AFP.

 

(oln/mna/afp/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas