Kontroversi Qatar Tutup Kantor Hamas di Doha: Bantahan, Singgung Media hingga Alasan
Qatar menghadapi kontroversi setelah laporan yang menyatakan bahwa negara tersebut berencana menutup kantor Hamas di Doha.
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Qatar menghadapi kontroversi setelah laporan yang menyatakan bahwa negara tersebut berencana menutup kantor Hamas di Doha.
Laporan ini diikuti oleh sejumlah spekulasi mengenai upaya mediasi yang selama ini dilakukan Qatar di Gaza.
Mari kita telusuri lebih dalam mengenai situasi ini.
Sejumlah media berita, termasuk Reuters dan AFP, mengutip pejabat yang menyatakan bahwa Qatar telah memutuskan untuk menarik diri dari upaya mediasi di Gaza dan memerintahkan penutupan kantor Hamas.
Namun, Qatar segera membantah klaim ini.
Al-Ansari menjelaskan bahwa meskipun upaya diplomatik Qatar saat ini terhenti, negara tersebut tetap berkomitmen untuk mendukung inisiatif perdamaian di kawasan.
"Qatar baru memberitahukan para pihak sepuluh hari yang lalu bahwa upaya mediasi akan dihentikan jika tidak ada kesepakatan yang tercapai," ungkap Al-Ansari dalam pernyataan resmi.
Bantahan ini semakin kuat dengan pernyataan dari pejabat Hamas yang menolak klaim penutupan kantor tersebut.
"Kantor di Qatar telah berfungsi sebagai saluran komunikasi yang penting antara pihak-pihak terkait dan telah berkontribusi dalam mencapai gencatan senjata pada tahap-tahap sebelumnya," tambah Al-Ansari.
Qatar telah aktif dalam upaya mediasi bersama Amerika Serikat dan Mesir sejak dimulainya konflik terbaru di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Sejarah menunjukkan bahwa Qatar memainkan peran penting dalam perundingan dan mencapai gencatan senjata, meskipun upaya tersebut sering kali terhambat oleh tindakan agresif dari pihak lain.
Baca juga: Qatar Bantah Ditekan AS untuk Segera Tutup Kantor Hamas, Tunda Mediasi Gencatan Senjata di Gaza
Negosiasi yang berlangsung tahun lalu menghasilkan gencatan senjata satu minggu, dari 24 November hingga 1 Desember, yang berujung pada pembebasan 109 tawanan oleh Hamas dengan imbalan 240 tahanan Palestina.
Namun, setelah gencatan senjata berakhir, Israel melanjutkan serangannya yang mengganggu proses perundingan selanjutnya.
Konflik yang berkepanjangan ini telah mengakibatkan korban jiwa yang sangat tinggi.