Kesaksian Dokter Inggris: Sniper Israel Targetkan Anak-anak Gaza dengan Satu Tembakan di Kepala
Memberikan bukti dalam kesaksiannya, Mamode mengatakan bahwa 60 persen hingga 70 persen orang yang mereka rawat di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mamode menjawab kalau sebagian besar korban mereka berasal dari Zona Hijau (zona aman), yang seharusnya tidak menjadi sasaran, dan banyak dari mereka tidak dievakuasi, tidak ada peringatan sama sekali.
"Kami mengalami ledakan kendaraan yang berjarak lima meter dari unit gawat darurat di jalan utama. Kami sama sekali tidak mendapat peringatan. Dan jika saya menyeberang jalan untuk membeli sesuatu, itu akan menjadi akhir hidup saya," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa wisma tamu yang ditetapkan sebagai rumah aman juga menjadi sasaran serangan Israel di Jalur Gaza.
"Tujuan di balik ini adalah untuk mencegah pekerja bantuan datang, dan menurut saya ini sama saja dengan penembakan terhadap konvoi PBB dalam hal menyerang rumah sakit dan ambulans, dan sebagainya."
Ia mencatat bahwa apa yang terjadi di Gaza "tidak bisa lain dari hukuman kolektif," sebuah upaya konsisten untuk pada hakikatnya memusnahkan sebagian besar penduduk.
Sidang ini diadakan ketika batas waktu bagi Israel untuk memastikan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza atau menghadapi potensi pemotongan bantuan militer dari AS semakin dekat.
Inggris Harus Turun Tangan
Setelah sesi tersebut, Sarah Champion , ketua komite, mengatakan contoh-contoh yang diberikan Mamode "sangat mendalam dan sangat mengerikan."
"Berdasarkan bukti ini, Inggris perlu menanggapi secara serius prospek pelanggaran hukum humaniter internasional yang sangat parah di Gaza," tambahnya.
Mengutip kesaksian Mamode tentang anak-anak yang ditembak oleh pesawat tak berawak, Champion juga mengingat Mamode mengatakan bahwa dia mengetahui lima konvoi lapis baja PBB yang biasa melakukan perjalanan masuk dan keluar Gaza ditembaki oleh pasukan Israel.
"Namun dampak langsung konflik yang menghancurkan terhadap penduduk hanyalah puncak gunung es," katanya.
"Komite akan melakukan segala yang kami bisa untuk menindaklanjuti kesaksian luar biasa Profesor Mamode dan memastikan bahwa pengalamannya didengar dengan lantang dan jelas. Jika para pemimpin belum mendengarkan, mereka seharusnya sudah mendengarkan sekarang," tambahnya.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Hampir 43.700 orang telah tewas di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 103.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza.