Doctors Without Borders: Jumlah Pengungsi di Kota Gaza Naik Drastis
Doctors Without Borders atau yang dikenal dengan inisial bahasa Prancisnya MSF mencatat jumlah pengungsi di Kota Gaza semakin naik drastis.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Doctors Without Borders atau yang dikenal dengan inisial bahasa Prancisnya MSF mencatat jumlah pengungsi di Kota Gaza semakin naik drastis.
Amande Bazerolle, dari Doctors Without Borders mengatakan kepada Al Jazeera bahwa organisasi tersebut memiliki satu klinik di Kota Gaza yang melaporkan "peningkatan besar" dalam jumlah pengungsi baru.
"Kami melaporkan sekitar 140.000 orang dan lebih banyak lagi yang datang setiap hari," kata Bazerolle kepada Al Jazeera.
Dikatakan, sekitar 300 orang per hari dengan luka-luka tetapi juga penyakit kronis yang tidak tertangani.
Ia menambahkan bahwa sebagian staf mereka saat ini terjebak di bagian utara Jalur Gaza, di Jabalia, Beit Lahiya dan Beit Hanoon, di tengah pengepungan Israel yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
"Kami (mendapat) laporan tentang apa yang terjadi di sana dari staf kami juga, yang mana sangat mengerikan karena tidak ada akses ke makanan atau air dan tidak ada keamanan untuk bisa meninggalkan daerah tersebut," katanya.
Bazerolle menjelaskan bahwa jumlah obat-obatan yang sampai ke Gaza utara juga "sangat sedikit", ibarat setetes air di lautan.
Pasien Dievakuasi ke Rumah Sakit al-Shifa
Dalam perkembangan lain, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengevakuasi kurang lebih 30 pasien dari Gaza utara ke Rumah Sakit al-Shifa.
PCRS mengatakan telah mengevakuasi 15 pasien dan 16 pendampingnya dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara ke Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Hari ke-4 Vaksinasi Polio di Gaza, Kampanye Berlanjut ke Rafah, Gaza Utara dan Kota Gaza
"Selain itu, 15 pasien dan dua pendamping dievakuasi dari Rumah Sakit Al-Awda ke Rumah Sakit Al-Shifa, berkoordinasi dengan Komite Palang Merah Internasional," katanya pada X.
Tentara Israel telah menempatkan bagian paling utara Jalur Gaza di bawah keadaan pengepungan total sejak awal Oktober, memutus akses ke wilayah tersebut dari semua bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis, dan mengebomnya tanpa henti.
Serangan di Al-Mawasi
Pasukan Israel serang tenda darurat di al-Mawasi, tewaskan 2 anak
Helikopter Israel telah memperluas serangan mereka terhadap al-Mawasi pagi ini dan semalam.
Sebuah tenda darurat menjadi sasaran di al-Mawasi, Khan Yunis, di pinggiran kota.
Sumber medis di Rumah Sakit Al-Aqsa mengonfirmasi bahwa empat warga Palestina tewas, termasuk dua anak kecil.
Rupanya, mereka semua berasal dari keluarga yang sama.
Orang-orang yang masih berada di al-Mawasi mengungkapkan kekhawatiran mendalam mereka tentang keselamatan karena daerah ini telah menjadi sasaran luas selama seminggu terakhir.
Tetapi fokus utama serangan militer Israel telah terjadi di bagian utara Gaza di Beit Lahiya dan kamp pengungsi Jabalia, yang telah menjadi sasaran pemboman berat tanpa henti.
Para saksi mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa militer Israel telah menggunakan robot yang dilengkapi dengan bahan peledak untuk meledakkan lingkungan pemukiman.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)