Melongok Kemegahan Istana Palacio De Gobierno Peru: Bergaya Kolonial, Sudut Istana Berlapis Emas
Ada foto eks Danjen Kopassus itu disambut jajaran kehormatan hingga momen bilateral meeting face to face dalam istana.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PERU - Momen Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Presiden Peru, Dina Boluarte di Istana Palacio De Gobierno, banyak tersebar di media massa. Ada foto eks Danjen Kopassus itu disambut jajaran kehormatan hingga momen bilateral meeting face to face dalam istana.
Kedatangan Prabowo ke Istana Palacio de Gobierno merupakan hari pertama dalam rangkaian kegiatan mengikuti Konferensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2024 di Peru yang digelar pada pekan lalu. Rombongan tim media dari Indonesia juga turut ikut dilibatkan dalam meliput pertemuan tersebut. Tribunnews menjadi satu dari empat media dari Indonesia yang diboyong untuk meliput secara langsung kegiatan pertemuan itu di Istana Palacio de gobierno di Lima, Peru, pada Kamis 14 November 2024 waktu setempat.
Baca juga: Prabowo Bahas Impor Beras dengan PM India, Menko Zulkifli Hasan: RI Tak Tambah Importasi
Pada Kamis pagi pukul 06.00 WIB, rombongan tim media APEC 2024 dari Indonesia sudah diminta berkumpul di lobi Swissotel, yang juga tempat Presiden menginap. 30 menit setelahnya, Presiden Prabowo menyantap sarapan bersama Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Kedua kepala negara menyantap makanan di restoran hotel tersebut. Pertemuan yang berlangsung singkat itu langsung ditutup dengan seremonial bersalaman di depan bendera kebanggaan kedua negara.
Tepat pukul 07.30 waktu setempat, rombongan awak media berangkat memakai sebuah mobil minibus dengan tempelan tulisan 'delegasi Indonesia' di depannya. Lokasi Istana Palacio de Gobierno tidak begitu jauh, hanya sekira 30 menit dari tempat Presiden Prabowo menginap. Di dalam kendaraan sudah ada sejumlah pejabat sekretariat presiden (Setpres) RI hingga fotografer dan videografer resmi dari internal Presiden Prabowo. Semuanya diminta memakai pakaian sipil lengkap (PSL).
Sekira pukul 08.00 WIB, rombongan tiba di kawasan Istana Palacio de
Gobierno. Ternyata, untuk menuju lokasi istana kebanggaan warga Peru itu tidaklah mudah. Seusai turun dari kendaraan, lokasi istana masih harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh 1 Km menuju pintu masuk. Lokasi kawasan sudah disterilisasi hingga radius 2 Km selama KTT APEC 2024.
Pihak kepolisian dan militer setempat juga sudah mendirikan tembok beton hitam setinggi 1 meter agar tidak ada sembarang orang masuk kawasan istana. Lokasinya juga dijaga ketat 24 jam nonstop. Semua yang akan masuk ke dalam istana harus memiliki tanda pengenal khusus yang sudah dibuat KTT APEC 2024.
Seusai pemeriksaan berkas, satu aparat kepolisian Peru turut mengawal pergerakan kami menuju pintu masuk istana. Tidak langsung lewat akses jalan utama menuju istana, perjalanan jalan kaki itu justru ditempuh akses memutar menyusuri pintu samping. Rombongan sempat mempercepat langkah kaki karena cuaca berangin dan dingin yang menusuk ke kulit.
Baca juga: Jalankan Program Prioritas Presiden Prabowo, Pengentasan Stunting di Bekasi Perlu Dukungan Swasta
Akan tetapi, kami para awak media memilih menahan dingin karena terpukau dengan kemegahan dan keindahan kawasan Istana Palacio de Gobierno itu. Di sana, terdapat bangunan tua dan kastil bersejarah yang memanjakan mata. Misalnya, bangunan Casa de Correos y Telegrafos yang merupakan bangunan kantor pusat pos tertua di Peru.
Usut punya usut, bangunan dengan arsitektur Beaux-Arts itu sudah terbangun dari 1897. Bangunan itu hanya satu dari banyak bangunan bersejarah di sekitar Istana Palacio de Gobierno. Ada banyak bangunan lainnya yang tidak sempat dieksplore lantaran rombongan tetap diminta untuk terus berjalan oleh pihak kepolisian Peru.
Setelah 10 menit berjalan, tibalah di pintu masuk samping istana Palacio de Gobierno. Bangunannya amat megah dengan ornamen ala kastil tua berwarna coklat dengan pintunya setinggi 5 meter. Istana Palacio Peru itu memang sudah sempat direnovasi oleh arsitek Polandia pada 1920-an.
Bangunan itu pertama kali dirancang dan dibangun oleh arsitek Prancis pada 1880-an. Di depannya terdapat taman yang terdapat air mancur setinggi 2 meter dan bendera Peru yang berkibar. Di area luar istana juga terbilang sangat bersih dan tidak ada satupun sampah.
Di sana, rombongan langsung kembali diperiksa oleh pengamanan istana. Penjaga meminta untuk menyerahkan paspor untuk ditukarkan dengan tanda pengenal khusus istana. Satu per satu dari kami dipanggil untuk diperiksa di dalam istana.
Seusai diperiksa, rombongan diminta untuk melucuti jaket hingga tas yang dimasukkan ke dalam metal detector. Petugas keamanan dalam istana pun membawa rombongan menuju ke dalam ruang tunggu khusus delegasi sembari menunggu kedatangan Presiden Prabowo. Namun, waktu menunggu itu kami pakai untuk melihat kemegahan istana Palacio de Gobierno.
Istana Palacio atau pusat pemerintahan eksekutif Peru memang berbeda dengan istana yang ada di Indonesia. Bangunan tua itu memiliki ketinggian plafon itu mencapai sekira 10 meter sehingga terasa sangat teduh.
Istana yang juga menjadi tempat tinggal Presiden di Peru itu memiliki pilar yang besar dan megah dengan jendela besar yang membuatnya semakin menarik. Bangunan bernuansa kolonial ratusan tahun lalu itu juga memiliki banyak balkon yang menambah kesan estetik. Hampir setiap barang yang ada di dalam istana itu memiliki keunikan tersendiri.
Di dalam ruang tunggu misalnya, terdapat lampu gantung lilin kuno berwarna coklat. Di dinding juga terlihat banyak lukisan bersejarah yang sudah dibuat ratusan tahun lalu. Dari sudut kanan kiri istana itu juga terdapat tempat duduk dan lemari bergaya kolonial.
Setibanya Presiden Prabowo di istana, rombongan tim media dari Indonesia diminta untuk berjalan menuju halaman depan istana. Kawasan tersebut terbilang amat megah dan mewah. Dari depan, kami bisa melihat kemegahan istana dua tingkat kebangaan warga Peru.
Yang menarik, istana ini memiliki fasad barok yang megah dengan banyak balkon dan jendela besar. Bangunan depan istana itu menghadap alun-alun Plaza Mayor dan Plaza San Martin. Keduanya merupakan tempat yang sudah menjadi ikonik negara Peru.
Seusai proses penyambutan Presiden Prabowo dari Presiden Dina Baluarte, rombongan pun dibawa masuk kembali ruang pertemuan atau delegasi. Tempat ini menjadi lokasi penerimaan tamu kehormatan dari negara lain. Ruangan itu yang membuat kami sedikit takjub karena kemewahannya. Hampir setiap sudut ruangan selebar 300 m2 tersebut serba dibalut dengan emas. Dinding, plafon, pilar hingga barang-barang yang ada di dalam ruangan tersebut terbalut dengan emas. Hanya lantainya saja yang memakai marmer berwarna coklat.
Sayangnya rombongan tidak bisa mengeksplorasi lebih jauh semua istana Peru tersebut.
Sebab seusai pertemuan itu, pihak pengamanan istana langsung membawa kami kembali keluar istana. Alasannya, saat itu Presiden Peru, Dina Boluarte akan menyambut kedatangan Presiden China, Xi Jinping. Dengan begitu, area istana harus sudah proses clearance 30 menit sebelum kedatangan.
Rombongan hanya bisa mengabadikan momen selama 5 menit saja sebelum akhirnya diminta keluar. Bahkan, anggota menteri kabinet merah putih yang terlihat ingin mengabadikan foto tidak sempat. Semua aturan berlaku sama tanpa terkecuali, termasuk para menteri dari negara delegasi. Rombongan langsung meninggalkan istana Palacio de Gobierno pada 10 menit setelahnya.
Presiden Prabowo saat itu kembali melanjutkan kegiatan menuju lokasi KTT APEC 2024 di Lima Convention Center (LCC), untuk menjadi keynote speech dalam forum leaders meeting.(tribun network/igm/dod)