Seputar Mainan Baru Rusia Rudal Balistik Oreshnik: Tembus 2 Km per Detik, Jangkau Seluruh Eropa
Dengan daya Jangkauan yang dimilikinya berarti "Oreshnik dapat mengancam hampir seluruh Eropa" tetapi tidak sampai ke Amerika Serikat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa penggunaan senjata semacam itu oleh musuh tidak dapat memengaruhi jalannya permusuhan di zona operasi militer khusus," katanya dalam pernyataannya.
"Pasukan kami maju dengan sukses di sepanjang garis kontak. Semua tujuan yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri akan tercapai."
Baca juga: AS Tutup Kedutaan Besar di Kiev Seusai Ukraina Pakai ATACMS, Serangan Balasan Rusia Skala Besar
Uji Coba Non-Nuklir
Rudal balistik jarak menengah baru bernama Oreshnik yang digunakan Rusia dalam serangan ke Ukraina adalah senjata berkemampuan nuklir yang sebelumnya tidak pernah disebutkan di publik.
Putin mengatakan serangan ke kota Dnipro itu adalah juga untuk menguji "salah satu sistem rudal jarak menengah terbaru Rusia" dalam kondisi tempur.
Ia mengatakan, para insinyur rudal telah menamai rudal itu Oreshnik, atau pohon hazel dalam bahasa Rusia.
Saat serangan ke Kota Dnipro, Putin mengatakan rudal itu telah dikerahkan "dalam konfigurasi hipersonik non-nuklir" dan mengatakan bahwa "uji coba" itu berhasil dan mencapai targetnya.
Kecepatan Oreshnik
Putin mengklaim, pertahanan udara tidak dapat mencegat Oreshnik, yang menyerang dengan kecepatan Mach 10, atau 2,5-3 kilometer per detik.
Sebagai gambaran, rudal hipersonik ini melaju dengan kecepatan sedikitnya Mach 5 -- lima kali kecepatan suara -- dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga membuatnya lebih sulit dilacak dan dicegat.
"Sistem pertahanan udara modern... tidak dapat mencegat rudal semacam itu. Itu mustahil," kata Putin.
"Sampai hari ini tidak ada cara untuk menangkal senjata semacam itu," presiden itu membanggakan.
Hulu Ledak
Rudal Oreshnik dapat memiliki tiga hingga enam hulu ledak, tulis pakar militer Viktor Baranets di tabloid Komsomolskaya Pravda.
Igor Korotchenko, editor jurnal Pertahanan Nasional yang berpusat di Moskow, mengatakan kepada kantor berita negara TASS kalau berdasarkan rekaman video serangan itu, Oreshnik memiliki beberapa hulu ledak yang dipandu secara independen.
Dalam kasus ini, hulu ledak tersebut konvensional, tetapi juga dapat membawa hulu ledak nuklir, kata pakar militer.
"Kedatangan hulu ledak yang hampir bersamaan ke sasaran" menunjukkan sistem tersebut "sangat efektif", kata Korotchenko, menyebutnya sebagai "mahakarya konstruksi rudal militer berbahan bakar padat Rusia modern".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.