Ajudan Ali Khamenei: Iran Sedang Bersiap Menanggapi Serangan Israel 26 Oktober
Iran saat inis edang bersiap menanggapi serangan Israel pada 26 Oktober, ujar ajudan Khamenei dalam sebuah wawancara.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Iran tengah bersiap untuk menanggapi serangan Israel pada 26 Oktober lalu terhadap sejumlah lokasi militer negara tersebut, kata Ali Larijani, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, pada Minggu (24/11/2024).
"Pejabat militer tengah merencanakan berbagai strategi untuk menanggapi Israel," kata Ali Larijani dalam sebuah wawancara dengan Tasnim News yang berafiliasi dengan IRGC.
Dalam wawancara tersebut, Larijani menuduh Amerika Serikat mengatur tindakan Israel di Timur Tengah, termasuk operasi-operasinya terhadap Iran.
"Israel mengandalkan dukungan Amerika Serikat ketika merencanakan operasinya terhadap Iran, dengan banyak sumber daya dan pesawat AS yang beroperasi di wilayah tersebut untuk membantu mereka," katanya.
"Dapat dikatakan dengan pasti bahwa Amerika mengatur berbagai peristiwa di sini."
"Tetapi mengapa mereka melakukan ini? Karena mereka lebih suka terlibat dalam 'perang bayangan,' memilih tidak terlihat sambil mendorong pihak lain ke garis depan."
Larijani juga meminta pemerintahan Donald Trump yang baru untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel.
"Tampaknya Amerika Serikat dan kepemimpinannya saat ini, yang telah mengalami perubahan, perlu mendapatkan pemahaman yang tepat tentang situasi ini."
"Para pejabat rezim Zionis (Israel) menenggelamkan diri mereka sendiri dan menyeret Amerika bersama mereka, mencoreng reputasi AS di kawasan tersebut," katanya.
Menlu Iran: Operasi Janji Sejati III Akan Datang pada Waktu yang Tepat dan Cara yang Tepat
Dilaporkan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan kembali bahwa negaranya tidak akan mengabaikan haknya untuk membalas tindakan agresi terbaru Israel.
Ia menekankan bahwa Iran akan memutuskan kapan akan melakukan operasi pembalasan, PressTV melaporkan.
Baca juga: Iran Siap Gelar Perundingan Nuklir dengan Tiga Negara Eropa pada 29 November 2024
Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Selasa (19/11/2024) saat berpidato di hadapan konferensi para komandan dan personel Markas Komando Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di ibu kota Teheran.
Ketika ditanya oleh para komandan IRGC tentang waktu pelaksanaan Operasi Janji Sejati III sebagai tanggapan atas serangan udara Israel terhadap beberapa fasilitas militer Iran bulan Oktober lalu, Araghchi menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri telah mengklarifikasi bahwa serangan tersebut merupakan tindakan agresi baru.
Diplomat senior Iran itu menegaskan bahwa serangan udara Israel akan ditanggapi dengan respons dari Iran.
"Kami belum melepaskan hak kami untuk bereaksi terhadap Israel dan akan menunjukkan reaksi pada waktunya dan dengan cara yang kami anggap tepat," ujar Araghchi.
Araghchi mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri tidak akan pernah mengambil keputusan yang terburu-buru.
“Respons harus diberikan, dan kita tidak boleh membiarkan musuh sampai pada kesimpulan bahwa mereka akan dapat menyerang Iran tanpa menerima balasan apa pun,” kata Araghchi kepada komandan IRGC.
Araghchi juga menekankan perlunya menunjukkan kekuatan dan kesiapan untuk berperang serta bertahan jika ingin menghindari konfrontasi militer.
“Yang mencegah terjadinya perang sebenarnya adalah kesiapan untuk berperang, dan perlu dicatat bahwa jika tanda-tanda ketakutan sekecil apa pun ditunjukkan dalam situasi di mana ada ancaman perang, Anda sebenarnya telah memaksakan perang pada diri Anda sendiri,” tegasnya.
Kronologi Serangan Israel terhadap Iran 26 Oktober 2024
Mengutip Al Jazeera, berikut rincian serangan Israel terhadap Iran pada 26 Oktober lalu.
Pada Jumat (25/10/2024) malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dilaporkan menyetujui rencana serangan terhadap Iran. Keputusan itu diambil selama panggilan telepon dengan menteri kabinet.
Media Israel mengatakan Israel mengirim peringatan ke Iran pada hari Jumat, memperingatkan agar tidak melakukan pembalasan.
Israel melancarkan gelombang serangan pertamanya ke Teheran setelah pukul 2 pagi pada hari Sabtu.
Tiga jam kemudian, gelombang kedua menghantam Teheran dan provinsi Ilam dan Khuzestan.
Sekitar pukul 6 pagi, Israel mengatakan telah "menyelesaikan" serangan dan "mencapai tujuannya".
Baca juga: Bukan Rudal Antarbenua, Pakar Curiga Rusia Gunakan Senjata Hipersonik Iran Bombardir Kota Dnipro
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan operasi "Days of Reckoning" telah menyerang sarana produksi rudal Iran serta sistem rudal dan kemampuan pertahanan udara lainnya.
Empat orang yang bertugas di pertahanan udara militer Iran tewas oleh serangan itu, lapor kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah.
Tidak ada rincian tentang di mana keempat orang itu ditempatkan.
Penerbangan di Iran sempat terhenti tetapi kembali beroperasi pada pukul 9 pagi.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan AS tidak terlibat dalam serangan itu, tetapi Presiden Joe Biden telah mendapat informasi terbaru tentang perkembangan serangan.
Selain menyerang Iran, Israel juga melancarkan serangan udara di lokasi militer di Suriah tengah dan selatan pada Sabtu dini hari, lapor kantor berita pemerintah Suriah SANA.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di Basra, Irak, wilayah udara Irak ditutup sementara. Para pejabat kemudian mengatakan ledakan itu terjadi di seberang perbatasan di Iran.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)