Sebut Israel di Atas Angin, Netanyahu: Saya Mungkin Setuju Gencatan Senjata di Gaza, Tapi . . . .
Netanyahu ingin gencatan senjata di Gaza untuk memulihkan kekuatan militer Israel yang koyak setelah dikepung perang 7 front selama setahun terakhir.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Klaim Israel di Atas Angin, Netanyahu: Saya Mungkin Setuju Gencatan Senjata di Gaza, Tapi . . .
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kalau dia kemungkinan akan menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza.
Tapi, kata Netanyahu, gencatan senjata yang potensial terjadi di Gaza hanya bersifat sementara dan bukan mengakhiri perang.
Baca juga: Roket-Roket Hizbullah Hasilkan Biaya Perbaikan Pemukiman di Utara Israel Capai Rp 10,877 Triliun
Dilansir Khaberni, Jumat (29/11/2024), dia menambahkan dalam pernyataan Kamis, "Setelah pembunuhan Sinwar dan pemisahan garis depan (front pertempuran) antara Gaza dan Lebanon, ketentuan perjanjian pertukaran berubah untuk menguntungkan Israel."
Pulihkan Kekuatan Senjata
Dalam pernyataan yang dibuat Kamis, Netanyahu mengindikasikan dia mungkin menyetujui gencatan senjata di Gaza tetapi menekankan itu tidak akan menandakan kesimpulan berakhirnya perang.
Dia juga menegaskan kalau target agresi militer Israel (IDF) di Lebanon telah tercapai.
“Kami akan menggunakan gencatan senjata untuk memperluas dan memperluas kemampuan pembuatan senjata kami,” kata Netanyahu.
Dia lebih lanjut mengumumkan bahwa Israel akan menerima senjata yang sebelumnya ditangguhkan oleh sekutu abadi mereka, Amerika Serikat (AS).
Netanyahu menegaskan kembali komitmennya untuk mencegah Iran menjadi negara bersenjata nuklir, bersumpah untuk mengambil semua langkah yang diperlukan.
Cemas Sandera Israel Dilupakan
Dalam konteks gencatan senjata di Gaza, The Washington Post mengutip sebuah sumber yang mengatakan kalau ada kekhawatiran bahwa para menteri di pemerintahan Netanyahu justru berencana untuk menyelesaikan Gaza dan melupakan tahanan Israel yang ditahan di sana.
Menurut surat kabar tersebut, para pejabat Israel berharap dapat memanfaatkan kesempatan setelah gencatan senjata di Lebanon untuk membebaskan para sandera.
Sumber tersebut menambahkan bahwa para pejabat Israel mungkin mencoba mencapai kesepakatan terbatas untuk menciptakan momentum yang dapat mengarah pada kesepakatan yang lebih luas.
Bakal Habis-habisan di Gaza
Surat kabar Amerika Serikat (AS), Washington Post, mengutip Penasihat Keamanan Nasional Israel, melansir kabar kalau mengatakan kalau tentara Israel akan memfokuskan agresi militer mereka di Gaza pasca-pengumuman Gencatan Senjata di Lebanon dalam perang melawan Hizbullah.
"Pasukan pendudukan Israel potensial mengintensifkan kampanyenya di Gaza setelah mereka dibebaskan dari pertempuran di utara," kata laporan tersebut dikutip Kamis (28/11/2024).
Baca juga: 5 Poin Utama Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hizbulllah, Agresi Sia-sia IDF ke Lebanon