Oposisi Bersenjata Suriah Rebut 108 Lokasi di Suriah, Militer Irak Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Kelompok oposisi bersenjata yang memerangi pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad merebut 108 titik di Aleppo dan Idlib, Irak bersiaga kirim pasukan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
"Badan intelijen memantau setiap pergerakan kelompok teroris , dan jika mereka mencoba mendekati atau menyerang perbatasan Irak, akan ada respons yang tegas dan kuat," tambahnya.
Kelompok oposisi bersenjata yang memerangi pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad maju ke Aleppo pusat Jumat malam, menurut sumber setempat.
Mereka merebut 108 lokasi, termasuk 86 di pedesaan Aleppo dan 22 di Idlib dalam tiga hari pertempuran.
Respons Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ismail Baghaei menggambarkan serangan oleh faksi bersenjata di barat laut Suriah di pedesaan Aleppo dan Idlib sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Astana.
Baqaei menambahkan, “Setiap penundaan dalam menghadapi gerakan faksi di barat laut Suriah; “Hal ini akan membawa kawasan ini ke dalam babak baru ketidakamanan dan ketidakstabilan.” kata Ismail Baghaei pada hari Kamis (28/11/2024)
Dia menunjukkan bahwa pergerakan faksi bersenjata di barat laut Suriah adalah bagian dari “rencana Amerika-Israel” untuk melemahkan keamanan di wilayah tersebut, seperti yang dia gambarkan.
Kemarin, Observatorium Suriah melaporkan bahwa Hay’at Tahrir al-Sham dan faksi bersenjata lainnya telah memulai operasi yang disebut “Mencegah Agresi,” dan menggambarkan operasi tersebut bertujuan untuk “memperluas wilayah aman sebagai persiapan untuk kembalinya warga kami ke sana.”
Observatorium menambahkan bahwa faksi-faksi tersebut membuat kemajuan di pedesaan timur Idlib dan pedesaan barat Aleppo, dan menguasai beberapa desa setelah konfrontasi dengan pasukan tentara Suriah.
Dalam konteks terkait, tentara Suriah hari ini melaporkan bahwa pasukannya berhasil menghalau serangan besar yang dilancarkan oleh faksi-faksi bersenjata sejak kemarin di pedesaan Idlib dan Aleppo, sehingga menimbulkan kerugian besar pada mereka.
Hay'at Tahrir al-Sham, bersama dengan faksi oposisi yang kurang berpengaruh, menguasai sekitar setengah wilayah Idlib dan sekitarnya.
Ini adalah zona "de-eskalasi" di mana gencatan senjata telah disepakati antara Moskow dan Ankara berlaku sejak Maret 2020, namun wilayah tersebut dari waktu ke waktu mengalami banyak bentrokan.
Wilayah ini juga menjadi sasaran serangan udara oleh Damaskus dan Moskow.
Baca juga: Pasukan Suriah dan Rusia Melakukan Serangan Balasan Intensif terhadap Hayat Tahrir al-Sham